Spirit of Aqsa, Palestina- Jamila Al-Shanti syahid setelah terkena bom yang dijatuhkan penjajah Israel di Jalur Gaza pada Rabu malam (18/10). Dia merupakan wanita pejuang dan telah menorehkan banyak kisah perjuangan di Palestina.

Anggota parlemen dan angota biro politik Hamas itu lahir di Kamp Gialya pada 1957. Pada 1980, dia memperoleh gelar sarjana bahasa Inggris dari Universitas Ain Shams di Mesir. Dia merupakan salah satu generasi pertama ketika Hamas didirikan pada 1987.

Pada 1990, Al-Shanti kembali ke Jalur Gaza untuk bergabung dengan organisasi gerakan tersebut. Dia menjabat sebagai presiden Dewan Syura untuk perempuan dalam gerakan tersebut selama dua kali berturut-turut.

Dia sempat pindah untuk bekerja di Kerajaan Arab Saudi sebagai guru selama 10 tahun. Saat itu, Al-Shanti melanjutkan pendidikan dengan memperoleh gelar Magister Yayasan Pendidikan dari Universitas Islam pada 1998.

Dia juga memperoleh gelar doktor di bidang administrasi pendidikan pada 2013 dari Sekolah Tinggi Ilmu Keluarga “Farha” di Universitas Dubai di Emirates.

Al-Shanti memimpin gerakan perempuan Hamas selama bertahun-tahun. Pada 2006, dia terpilih sebagai anggota Dewan Legislatif untuk Blok Perubahan dan Reformasi yang berafiliasi dengan gerakan “Hamas”.

Pada 3 November 2006, Al-Shanti memimpin demonstrasi perempuan untuk mematahkan pengepungan yang dilakukan oleh tentara penjajah Israel di kota Beit Hanoun, di Jalur Gaza utara. Tiga hari kemudian, rumahnya dibom oleh pesawat zionis Israel. Dari peristiwa itu, saudara iparnya meninggadunia. Dia selamat karena tidak berada di dalam rumah saat terjadi pengeboman.

Pada 2013, Al-Shanti diangkat menjadi “Menteri” Perempuan di pemerintahan di Gaza. Pada 2021, Al-Shanti terpilih sebagai wanita pertama yang menjadi anggota biro politik gerakan Hamas di Gaza, dan dia adalah anggota biro ketiga yang dibunuh oleh pasukan penjajah sejak awal Taufan Al-Aqsa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here