Pasukan Israel menutup total Masjid Al-Aqsha di Al-Quds dan Masjid Ibrahimi di Hebron dari para jamaah. Kedua tempat suci itu dikosongkan dan seluruh pintunya ditutup tanpa alasan jelas. Langkah represif ini terjadi bersamaan dengan penutupan total wilayah Tepi Barat dan pengerahan besar-besaran pasukan Israel, hanya beberapa jam setelah Tel Aviv meluncurkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran.
Menurut saksi mata, usai salat Subuh, pasukan Israel memaksa para jemaah keluar dari kompleks Masjid Al-Aqsha, melarang mereka berdiam di dalamnya. Tak lama setelah itu, seluruh pintu masjid ditutup rapat oleh polisi Israel—sebuah tindakan yang jarang terjadi dan sangat provokatif.
Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina mengecam keras tindakan tersebut, menyebutnya sebagai serangan terang-terangan terhadap dua situs paling suci umat Islam di Palestina. Dalam pernyataannya, kementerian menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional untuk segera turun tangan menghentikan pelanggaran terang-terangan Israel terhadap tempat-tempat ibadah umat Islam.
Lockdown Tepi Barat dan Serangan Brutal
Di waktu yang hampir bersamaan, tentara Israel memblokade seluruh wilayah Tepi Barat. Menurut laporan harian Israel Hayom, pasukan dalam jumlah besar dikirim untuk memperkuat kontrol di wilayah pendudukan. Seluruh kota, desa, dan jalan penghubung diputus total menggunakan gerbang besi dan timbunan tanah.
Di Nablus, semua akses masuk ditutup, termasuk gerbang di pos pemeriksaan utama seperti Awarta, Beit Furik, Surra, Al-Murabba’a, Deir Sharaf, dan pos 17 serta Borin.
Warga dan kendaraan dilarang melintas, menyebabkan Nablus terisolasi sepenuhnya dari desa-desa sekitarnya dan kota-kota lain. Bahkan, tentara menembakkan peluru tajam ke arah warga dan jurnalis di pos pemeriksaan Deir Sharaf.
Hal serupa terjadi di Tulkarm, di mana pasukan Israel menutup total pintu masuk timur dan selatan kota, termasuk gerbang militer di Anab dan jembatan Jabara. Di Jenin, buldoser militer menggusur jalanan dan merobohkan sebagian tembok rumah di dekat Bundaran Kuda, sebagai bagian dari persiapan penghancuran besar-besaran.
Otoritas kota Jenin melaporkan bahwa Israel telah menghancurkan lebih dari 600 rumah, dan menargetkan tambahan 95 rumah lagi untuk dihancurkan dalam waktu dekat.
Sementara di Hebron, seluruh pintu masuk dan keluar kota juga ditutup total oleh pasukan Israel sebagai bagian dari pengetatan ekstrem.
Menurut data terbaru dari Otoritas Perlawanan Tembok dan Permukiman, hingga 22 Januari 2025 terdapat 898 pos pemeriksaan dan gerbang militer aktif di seluruh Tepi Barat—termasuk 146 gerbang baru yang dibangun sejak 7 Oktober 2023 dan 18 lainnya sejak awal tahun ini.