Analis Timur Tengah Mouin Rabbani, yang juga salah satu pemimpin redaksi jurnal politik Jadaliyya, menyatakan bahwa masa depan kesepakatan pertukaran tawanan hari ini masih penuh tanda tanya. Dalam wawancara bersama Al Jazeera, ia mengatakan pertanyaannya kini bukan sekadar apakah pertukaran berhasil dilakukan, tetapi apakah ini akan menjadi awal dari proses politik baru atau justru akhir dari seluruh negosiasi.
“Sebagian pihak menilai bahwa setelah Israel berhasil mendapatkan kembali para tawanannya, mereka akan melanjutkan agresi militer yang bersifat genosida di Jalur Gaza,” kata Rabbani.
Namun ada juga analisis lain. “Sebagian berpendapat Israel mungkin menunggu hingga negosiasi runtuh pada tahap kedua proposal Trump–Netanyahu, yakni pada pembahasan soal pemerintahan pascakonflik dan pelucutan senjata,” ujarnya.
Meski begitu, Rabbani tidak menutup kemungkinan skenario ketiga. Menurutnya, bisa saja kesepakatan ini bertahan, meski berjalan timpang. “Bukan mustahil kesepakatan ini akan berlanjut dengan pola seperti gencatan senjata di Lebanon, di mana pihak Palestina menghentikan serangan sementara Israel tetap melakukan pelanggaran militer,” katanya.
“Saya melihat apa yang terjadi setelah hari ini masih sangat belum jelas. Tidak ada seorang pun yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi setelah pesawat Trump lepas landas kembali ke Washington,” tegasnya.