Spirit of Aqsa– Kantor Media Palestina mengumumkan, tidak ada rumah sementara (karavan), peralatan, atau alat berat yang masuk ke Gaza. Pihaknya menegaskan bahwa situasi kemanusiaan dan kondisi hidup yang katastrofik di Jalur Gaza tidak bisa lagi menoleransi penundaan dan kelambanan.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Jumat, kantor tersebut menyebutkan bahwa sekitar 1,5 juta warga Gaza kehilangan tempat tinggal setelah rumah mereka dihancurkan oleh Israel. Namun, rumah sementara dan alat berat masih tertahan di sisi Mesir dari perbatasan Rafah.
“Kami terus memantau tindakan penjajah dan memberi tahu para mediator mengenai pelanggaran mereka setiap hari. Kami menunggu mereka memenuhi komitmen dalam perjanjian gencatan senjata, termasuk mulai memasukkan semua kebutuhan yang telah disepakati dalam protokol kemanusiaan, baik jenis, jumlah, maupun jadwalnya,” demikian pernyataan kantor media tersebut.
Kantor Media Palestina juga menyatakan harapannya agar rumah sementara, alat berat, perlengkapan tempat tinggal, bahan bakar, peralatan medis, dan material untuk memperbaiki infrastruktur dapat masuk dalam beberapa jam ke depan, mengingat kondisi kemanusiaan di Gaza tidak dapat lagi menoleransi keterlambatan.
Beberapa hari lalu, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengumumkan penghentian sementara proses penyerahan tahanan Israel karena pendudukan tidak memenuhi kewajiban kemanusiaan dalam perjanjian. Namun, Hamas kemudian mengumumkan akan membebaskan tiga tahanan Israel pada hari Sabtu setelah mencapai kesepakatan dengan para mediator.
Sejak perjanjian mulai dijalankan sebulan lalu, warga Gaza mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, bahkan tidak memiliki tenda untuk berlindung dari cuaca ekstrem. Sementara itu, Pertahanan Sipil Gaza mengonfirmasi bahwa mereka tidak dapat mengevakuasi jenazah para syahid atau mengangkat puing-puing bangunan akibat kurangnya peralatan.
Sumber: Al Jazeera