Spirit of Aqsa- Setidaknya 10 pengungsi Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, syahid pada Kamis dini hari akibat serangan udara Israel yang menargetkan tenda mereka di daerah Al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis, di selatan Jalur Gaza.
Para petugas medis melaporkan bahwa di antara korban terdapat wanita dan anak-anak, sementara lebih dari 15 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan di kawasan yang sebelumnya dinyatakan “aman” oleh militer Israel.
Sebelumnya, pada Rabu, pasukan pendudukan Israel membunuh 6 warga Palestina, termasuk 3 anak dan 2 wanita, serta melukai sejumlah lainnya dalam serangan udara yang menghantam sebuah apartemen di lingkungan Al-Syujaiyah, timur Kota Gaza.
Militer Israel terus melancarkan serangan udara di berbagai wilayah Jalur Gaza, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka.
Di tengah hujan lebat dan angin kencang yang melanda Gaza, para pengungsi Palestina hidup dalam kondisi kemanusiaan yang sangat sulit akibat pembantaian Israel yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan. Anak-anak dan keluarga mereka menderita kedinginan yang ekstrem di dalam tenda-tenda yang tidak memenuhi standar kehidupan dasar.
Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melakukan genosida di Gaza yang menewaskan dan melukai sekitar 154 ribu warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan wanita. Selain itu, lebih dari 11 ribu orang dinyatakan hilang. Pembantaian ini menyebabkan kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak dan lansia, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Israel terus melakukan pembantaian meskipun terdapat dua surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada 21 November lalu terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyat Palestina.
Sumber: Al Jazeera, Reuters