Spirit of Aqsa, Purwakarta – Pergelaran Isra’-Mi’raj bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Setiap tahun, acara yang bertujuan mengingat perjuangan dakwah Rasulullah SAW selalu diadakan dengan meriah. Namun, mayoritas umat Islam belum menyadari terkait satu puzzle penting dalam sejarah Isra’-Mi’raj, yakni bumi Isra’ Rasulullah SAW sebelum Mi’raj ke Sidratul muntaha, Baitul Maqdis.

Baitul Maqdis tidak asing di telinga umat Islam. Ia termaktub dalam surah Al-Isra’ ayat pertama. Pertarungan fisik hingga konfrontasi ideologi tak pernah berhenti di tempat suci itu. Kiblat pertama umat Islam itu kini tengah menyaksikan kebengisan penjajah Israel. Zionis Yahudi berupaya merebut Baitul Maqdis dari tangan umat Islam.

Al-Quds yang berarti tanah-wilayah yang suci atau sering disebut dengan Baitul Maqdis/muqaddas telah dijajah oleh Israel kurang lebih 55 tahun. Selama itu, rakyat palestina mengalami penderitaan dengan kehilangan tanah mereka yang dirampas oleh Israel hingga kehilangan keluarga dan sanak saudara. Usaha untuk membebaskan Al-Quds dari cengekeraman penjajah Israel terus dilaksanakan oleh berbagai pihak.

Penjajah Israel sampai hari ini tak mampu menguasai secara total wilayah tersebut. Terdengar tak logis memang, tapi itulah yang terjadi. Pemuda Palestina dengan gigih tak bersenjanta lengkap, bermodal batu kerikil, namun mampu menggetarkan penjajah Israel. Itu tak terjadi begitu saja. Ada penyebab mengapa Allah melindungi pejuang Palestina. Ada energi ilahiyah yang membuat tentara Israel ketakutan saat melihat pejuang Palestina membawa batu di tangan. Energi ilahiyah itu berasal dari keberkahan Al-Qur’an.

Warga Palestina sejak lama dikenal sebagai penghafal Al-Qur’an. Para pejuang itu tak berani melakukan perlawanan jika belum hafal Al-Qur’an. Hal itulah yang menurunkan keberkahan dari langit. Batu kerikil melawan senjatan laras panjang tak bisa diterima dalam strategi militer. Tapi itulah yang terjadi di Palestina. Penjajah dengan kelengkapan senjata tak mampu menaklukkan Palestina meski sudah bertahun-tahun.

Semangat generasi Qur’ani inilah yang hendak dijiwai oleh siswa-siswa AQL Islamic School. Potret kemenangan nyata di tanah Palestina tentu menjadi pelajaran sangat berharga, bagaimana penghafal Al-Qur’an selalu dijaga oleh Allah. Al-Qur’an di dada mereka melahirkan keberanian. Tak peduli tank dan senjata laras panjang milik penjajah Israel, para pejuang Palestina tak berhenti mempertahankan tanah mereka.

Acara Isra’-Mi’raj dengan tema ‘Meneladani Generasi Al-Qur’an di Bumi Isra Rasulullah SAW’ berlangsung di AQLIS Purwakarta, Jawa Barat, Ahad (14/3). Acara tersebut bekerjasama dengan Spirit of Aqsa (SoA), sebuah lembaga yang berkomitmen mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai pentingnya pembebasan Baitul Maqdis.

Pengasuh AQLIS, Ustaz Lizar Harahap, menilai perayaan Isra’-Mi’raj dengan konsep pengenalan perjuangan Palestina melawan penjajah Israel sangat relevan untuk perkembangan intelektualitas para siswa. Mengingat, Israel tak hanya menjajah secara fisik, namun mereka juga menjajah ideologi umat Islam mengenai Palestina. Itu membutuhkan generasi Qur’an yang berwawasan luas agar bisa melawan penjajahan ideologi tersebut.

Hal itu senada dengan penyampaian pemateri dari SoA, Ustaz Ridwan Hakim. Ia memfokuskan pembahasan mengenai generasi Qur’ani di Palestina yang berada di front terdepan dalam perjuangan. Pejuang Palestina adalah penghafal Al-Qur’an. Salah satu berkah dari para generasi Qur’an ini adalah, Gaza merupakan satu-satunya wilayah di dunia yang tidak diintervensi oleh kekuatan asing.

Kota seluas 365 kilometer persegi itu merupakan tempat para penghafal Al-Qur’an. Mereka diembargo secara ekonomi. Israel membangun tembok besar yang mengelilingi Gaza. Ragam serangan dilancarkan, tapi itu tak menyiutkan semangat mereka.Dalam acara itu juga Ustaz Ridwan memperkanalkan letak Masjid Al-Aqsa di Al-Quds, Palestina. Sebuah lokasi yang saat ini menjadi target utama penjajah Israel. Mereka tak hanya ingin merampas tempat suci itu, namun juga menjajah pikiran dunia mengenai ciri-ciri Masjid Al-Aqsa.

Hal itulah yang membuat edukasi mengani Baitul Maqdis sangat penting digelar di seluruh Indoesia. Edukasi tersebut menyasar kalangan remaja agar mereka pemikiran dan pemahaman mereka tidak dirampas oleh Israel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here