Serangan brutal Israel kembali menumpahkan darah warga sipil di Gaza. Kamis dini hari (4/6), militer pendudukan terus membombardir tenda-tenda pengungsi, sementara Kepala Staf Militer Israel, Herzi Halevi, menegaskan: “Perang belum berakhir.”

Laporan dari wartawan Al Jazeera di Gaza menyebutkan, enam warga Palestina gugur syahid—termasuk anak-anak—dan 15 lainnya luka-luka akibat serangan drone Israel yang menyasar tenda-tenda pengungsi di kawasan Al-Mawasi, Khan Younis, Gaza selatan. Empat dari korban berasal dari satu keluarga.

Di wilayah barat Kota Gaza, serangan lain menyasar sekelompok warga Palestina di Kamp Al-Shati. Tiga orang syahid, termasuk seorang anak dan seorang kakek. Beberapa korban lainnya kini dalam kondisi kritis, menurut laporan medis dari RS Al-Shifa.

Di Deir al-Balah, Gaza tengah, sebuah drone militer menyerang rumah penduduk, menewaskan satu anak perempuan dan melukai sejumlah lainnya. Laporan ini dikonfirmasi oleh petugas medis dari RS Syuhada Al-Aqsha.

Serangan terus berlangsung tanpa jeda. Sebelumnya, empat warga Palestina—termasuk anak-anak dan perempuan—juga gugur dalam serangan udara Israel di kawasan Sheikh Radwan, Gaza utara. Sejumlah korban luka dalam serangan itu juga dilaporkan dalam kondisi kritis.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, sejak Rabu pagi (3/6), sedikitnya 60 warga Palestina telah syahid akibat agresi Israel yang menyasar berbagai wilayah di Gaza.

Ancaman Israel Terus Berlanjut

Di tengah kejahatan kemanusiaan ini, Kepala Staf Militer Israel, Herzi Halevi, dalam sebuah upacara militer kembali menyampaikan retorika perang. Ia menegaskan bahwa “perang belum selesai”, namun pasukannya “akan berupaya mempersingkat durasinya, mencapai target Israel, dan memperbaiki posisi strategis negara”.

Halevi juga mengancam Hamas akan membayar “harga mahal” karena menolak proposal yang diajukan oleh utusan AS, Steve Whitcock. Ia menambahkan, “Kami tidak akan berhenti sebelum para sandera kembali secepat mungkin.”

Padahal, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) sebelumnya telah menyatakan bahwa mereka menyambut baik proposal tersebut secara positif, dan telah memberikan tanggapan kepada para mediator, menekankan pada penghentian perang dan penarikan penuh tentara pendudukan Israel dari Gaza. Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu—yang kini menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional atas tuduhan kejahatan perang—menolak setiap usulan yang bisa mengarah pada akhir konflik.

Genosida yang Diabaikan Dunia

Sejak Oktober 2023, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke Gaza yang oleh banyak pakar digambarkan sebagai perang genosida. Lebih dari 54.000 warga Palestina gugur syahid, lebih dari 125.000 luka-luka, dan seluruh populasi Gaza terusir dari rumah mereka, menyisakan reruntuhan dan trauma kolektif dalam skala yang belum pernah terlihat sejak Perang Dunia II.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here