Spirit of Aqsa- Meski terus digempur serangan udara Israel, warga Jalur Gaza tetap menyambut Idul Adha tahun ini dengan penuh suka cita. Mereka memulai penyembelihan hewan kurban pada hari pertama Idul Adha. Mereka menyembelih hewan kurban dan saling bertukar ucapan selamat.

“Meskipun ada perang dan rumah kami hancur, saya bersikeras membeli hewan kurban dan menyembelihnya di depan rumah yang dihancurkan oleh Israel,” kata Abdullah Abu Deqqa, salah satu warga Gaza, dikutip Aljazeera, Senin (17/6/2024).

Abu Deqqa mengatakan, harga hewan kurban di Gaza sangat tinggi tahun ini karena blokade dan larangan masuk. Dia membeli hewan kurban dengan harga mencapai 4.000 shekel (1 dolar setara 3,72 shekel).

“Rakyat Gaza adalah orang-orang hebat, mereka mengorbankan segalanya selama perang pemusnahan ini, rumah mereka hancur dan anak-anak mereka terbunuh, tetapi mereka terus hidup. Rumah-rumah yang dihancurkan oleh pendudukan akan kami bangun kembali,”ujarnya.

Dia menunjukkan bahwa membeli hewan kurban “membawa kegembiraan dan kebahagiaan bagi anak-anak kami yang hidup dalam kondisi menyedihkan akibat perang.”

“Saya memiliki proyek peternakan domba, tetapi karena perang, rumah kami dibom dan proyek hancur. Saya hanya memiliki satu domba yang saya putuskan untuk kurbankan tahun ini. Meskipun ada rasa sakit dan pembantaian, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Gaza merayakan Idul Adha meskipun kami menderita,” ucap Asma Abu Deqqa.

Solidaritas

Warga yang menyembelih hewan kurban pada Idul Adha berusaha mendistribusikan daging kurban kepada orang-orang miskin yang kekurangan makanan akibat perang dan kerusakan yang ditimbulkan pada rumah dan harta benda mereka.

Kantor media Palestina (Wafa) di Gaza menyatakan, larangan Israel terhadap masuknya hewan kurban membuat ratusan ribu keluarga di wilayah tersebut tidak bisa merayakan Idul Adha dan menyembelih hewan kurban sebagai bagian dari ritual keagamaan Islam.

Sejak awal perang, Israel menutup perbatasan Gaza dan melarang masuknya barang-barang, sementara hanya mengizinkan masuknya sedikit bantuan kemanusiaan pada November lalu melalui perbatasan Rafah dengan Mesir, sebelum menguasai sisi Palestina pada 7 Mei lalu.

Israel terus melanjutkan agresinya di Gaza meskipun ada dua resolusi Dewan Keamanan PBB yang memerintahkan penghentian segera, serta perintah dari Mahkamah Internasional untuk mengakhiri penyerangan di Rafah, mengambil langkah-langkah untuk mencegah genosida, dan memperbaiki kondisi kemanusiaan yang buruk di Gaza. (Indonesiainside.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here