Oleh: Ustaz Umar Makka (Sekjen SoA)

Hubungan Rasulullah Saw. dengan Masjid Al-Aqsa bukan hanya ketika Isra’ dan Mi’raj. Hubungan batin dan fisik manusia paling mulia itu dengan Masjid Al-Aqsa sudah terlihat sejak ia dilahirkan.

Banyak catatan sejarah yang memperlihatkan bagaimana hubungan Rasulullah dan Baitul Maqdis tidak bisa dipisahkan. Misalnya pertemuan beliau dengan Rahib Buhairah ketika melakukan perjalanan dagang ke Negeri Syam bersama pamannya, Abu Thalib.

Suatu ketika, pengasuh Rasulullah Saw, Halimatusa’diah, meminta izin kepada Aminah untuk tetap mengasuh beliu selama dua tahun lagi. Padahal, Nabi Muhammad telah ia asuh selama dua tahun lamanya. Permintaan itu sangat masuk akal, karena Halimatusa’diah merasakan keberkahan Rasulullah Saw.

Akan tetapi, dua tahun setelahnya, Halimatusa’diah tak lagi meminta perpanjangan waktu. Ia bahkan mengembalikan Muhammad kecil ke Aminah dengan wajah seolah menyembunyikan sesuatu. Ia menyembunyikan perihal Nabi Muhammad yang telah dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril As.

Halimatussa’diah sangat takut menceritakan hal itu kepada Aminah. Ia takut jika Aminah marah kepadanya. Namun, ternyata ibunda Rasulullah itu mengetahui bahwa ada sesuatu yang disembunyikan.

“Sepertinya engkau menyembunykan sesuatu. Jangan pernah menakutkan bahaya kepada anakku, tidak akan termudhoratkan, karena ketika aku lahirkan anakku, anakku tidak akan termudoratkan. Ketika aku lahirkan, keluar darinya cahaya yang aku lihat cahaya itu kemudian terus pergi sampai menerangi istana-istana di Syam.” Kata Aminah kepada Halimatussa’diah.

Inilah hubungan pertama Rasulullah dengan Baitul Maqdis. Saat ia lahir, cahaya menerangi Syam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here