Pejabat senior Hamas, Ghazi Hamad, menegaskan bahwa gerakan perlawanan siap meninggalkan pemerintahan Gaza bila itu yang dikehendaki. Namun, ia menegaskan satu hal: Hamas adalah bagian dari jantung bangsa Palestina dan tidak bisa dihapus dari peta politik maupun sosial.

Dalam wawancara dengan CNN pada Jumat (26/9), Hamad menyatakan, “Kami sudah berkali-kali menegaskan, kami siap keluar dari pemerintahan Gaza. Kami tidak punya masalah dengan itu.”

Target Israel: Membungkam Perlawanan dan Negosiasi

Hamad juga mengungkapkan bahwa dirinya lolos dari upaya pembunuhan saat berada di Doha bersama delegasi Hamas pada 9 September lalu, dalam serangan Israel yang disebutnya sebagai “upaya untuk membungkam negosiator dan menghancurkan jalur diplomasi.” Ia menyebut keselamatannya sebagai sebuah “keajaiban.”

Soal Tawanan: Hamas Tegas pada Kesepakatan Menyeluruh

Mengenai isu tawanan, Hamad menegaskan Hamas hanya akan menerima kesepakatan menyeluruh: pembebasan semua tahanan Palestina dari penjara Israel. Saat ini, Tel Aviv memperkirakan Hamas menahan 48 tawanan Israel, termasuk 20 yang masih hidup. Namun fakta di balik angka itu jauh lebih besar: ada lebih dari 11 ribu tahanan Palestina yang dikurung di penjara Israel.

Rencana Trump: Gaza Tanpa Hamas

Pernyataan Hamad muncul bersamaan dengan pengumuman Presiden AS Donald Trump yang merilis rencana 21 poin untuk mengakhiri perang. Isinya mencakup pembentukan pemerintahan baru di Gaza tanpa Hamas, pembentukan pasukan keamanan gabungan dengan dukungan negara Arab dan Islam, serta program rekonstruksi. Otoritas Palestina disebut hanya akan diberi peran terbatas.

Narasi Israel: Dalih Menghancurkan Gaza

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tujuan perang tetap tiga: membebaskan tawanan Israel, menghancurkan kemampuan militer Hamas, dan memastikan Gaza tak lagi dianggap ancaman bagi Israel.

Fakta Lapangan: Genosida dan Krisis Kemanusiaan

Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan perang yang tak berkesudahan di Gaza. Akibatnya, puluhan ribu warga Palestina gugur sebagai syuhada, ratusan ribu lainnya terluka, dan seluruh penduduk Gaza kini hidup dalam krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here