Spirit of Aqsa, Palestina- Omar Mutaqq, warga Al-Quds, yang menjadi korban penculikan teroris Israel memberikan kesaksian tentang kekejaman teroris Israel dalam mengelola penjara.
Mengutip Aljazeera, Omar mengungkapkan, para tahanan di penjara Israel tidak pernah melihat matahari sejak 7 Oktober 2023. Belum lagi siksaan lain, gaik penyiksaan fisik maupun psikis.
Mutaqq menghabiskan enam tahun setengah di penjara Israel dan dibebaskan pada Kamis malam (11/1) dengan syarat diasingkan dari Kota Al-Quds.
Setelah dibebaskan, Omar langsung dibawa ke kantor intelijen Israel yang memberitahunya tentang keputusan pengasingan, dan memanggil ayahnya untuk memberitahu tentang syarat-syarat tersebut dan konsekuensi pelanggarannya.
“Setelah 7 Oktober, semua prestasi gerakan tahanan dan segala sesuatu di dalam sel, bahkan kebutuhan pribadi, dicabut,” kata Omar.
Dia mengindikasikan, penyiksaan terus berlanjut meskipun ada pembicaraan tentang menghentikan penyiksaan setelah kematian tahanan Ahmad Abu Asab pada 19 November karena penyiksaan fisik.
Mutaqq mengungkapkan larangan tahanan untuk “fora,” yaitu keluar ke lapangan penjara sejak 7 Oktober.
“Seharusnya seorang tahanan keluar (berada di luar) untuk fora setidaknya setengah jam atau 20 menit setiap hari, tetapi semua tahanan sejak 7 Oktober telah dilarang, dan ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit karena tidak ada sinar matahari dan jamur dapat berkembang,” ujar Omar.
Menurut Klub Tahanan Palestina, sejak 7 Oktober, teroris Israel telah menahan sekitar 5.810 warga Palestina, baik pria maupun wanita, dengan kondisi penahanan yang sulit di berbagai penjara.
Sumber: Al Jazeera