Hamas menyeru rakyat Arab, umat Islam, dan seluruh pegiat kebebasan di dunia untuk terus menggelar aksi massa menentang agresi, pembantaian, dan pengepungan yang menyebabkan kelaparan di Gaza.
Dalam pernyataannya, Hamas menyatakan: “Jadikan hari Jumat, Sabtu, dan Ahad sebagai hari-hari kemarahan dunia melawan pendudukan dan para pendukungnya, hingga agresi dihentikan dan perlintasan dibuka.”
Hamas juga mengajak publik untuk menggelar aksi solidaritas seluas-luasnya bagi para syuhada jurnalis Anas Al-Sharif, Muhammad Quraiqa, dan rekan-rekannya, yang menjadi korban kejahatan pendudukan terhadap insan pers.
Gerakan itu menegaskan pentingnya meningkatkan mobilisasi global untuk mengecam agresi Israel, menolak dukungan Amerika Serikat terhadapnya, serta menentang diamnya komunitas internasional. Hamas menyerukan massa untuk berkumpul di depan kedutaan besar Israel dan AS di berbagai negara guna membongkar kejahatan genosida dan kebijakan kelaparan yang diterapkan terhadap warga Gaza.
Saat ini, Gaza menghadapi salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah. Kelaparan meluas di bawah pengepungan ketat Israel yang telah berlangsung lebih dari 10 bulan, dan semakin memburuk sejak penutupan total perlintasan pada 2 Maret lalu.
Pengepungan ini menyebabkan lonjakan kasus malnutrisi akut, terutama di kalangan anak-anak dan pasien, dengan korban meninggal akibat kelaparan di berbagai wilayah. Kondisi kian parah akibat runtuhnya infrastruktur kesehatan dan lumpuhnya rumah sakit yang tak lagi mampu memberikan layanan medis.