Gaza — Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan krisis kemanusiaan yang kian mengkhawatirkan di Jalur Gaza. Sekitar 1,6 juta warga Palestina kini mengalami kekurangan gizi, di tengah keterbatasan bantuan dan kerusakan infrastruktur akibat agresi berkepanjangan.

Juru Bicara UNRWA, Adnan Abu Hasna, mengatakan lembaganya berupaya melakukan intervensi cepat meski dengan kemampuan yang sangat terbatas. Saat ini, UNRWA menampung sekitar 80 ribu pengungsi Palestina di pusat-pusat penampungan, sementara ratusan ribu lainnya berkumpul di sekitar lokasi tersebut, mencari rasa aman dan bantuan dasar.

“Sebanyak 12 ribu staf UNRWA di Gaza bekerja tanpa henti,” ujar Abu Hasna. Ia menjelaskan, tim kesehatan lingkungan dan dukungan logistik bergerak sepanjang waktu untuk merespons kebutuhan darurat warga.

Namun, Abu Hasna mengakui bahwa skala krisis jauh melampaui kapasitas lembaganya. Ia menggambarkan situasi di Gaza sebagai “gempa atau tsunami kemanusiaan besar” yang tidak mampu ditangani UNRWA maupun pemerintah kota yang infrastrukturnya telah hancur.

Ketiadaan alat berat, stasiun pompa, serta fasilitas pengolahan dan pembuangan limbah bergerak, menurutnya, menjadi hambatan serius dalam upaya respons kemanusiaan. “Banyak peralatan vital tidak diizinkan masuk ke Gaza, sehingga intervensi (baik oleh UNRWA maupun lembaga lain) sangat terbatas akibat minimnya sumber daya,” katanya.

Pejabat PBB itu juga memperingatkan kemerosotan tajam dan berbahaya kondisi kemanusiaan. Ia menegaskan UNRWA tidak ingin Gaza kembali ke “titik nol”, ketika kelaparan melanda dan sistem layanan kemanusiaan serta kesehatan runtuh total.

Kekhawatiran diperparah dengan faktor cuaca. Abu Hasna mengingatkan bahwa hujan dan sistem tekanan rendah yang terus berlanjut akan memperburuk keadaan, terlebih puncak musim hujan biasanya terjadi pada Januari dan Februari. Ia merujuk pengalaman sebelumnya, ketika kenaikan permukaan laut setengah meter saja telah menyapu ratusan tenda pengungsi.

“Jika peralatan penting, perangkat darurat, dan ratusan ribu tenda yang kini tertahan di perbatasan tidak segera masuk, Gaza berisiko menghadapi kemerosotan kemanusiaan yang dramatis dan berbahaya,” ujarnya.

Peringatan UNRWA menjadi sinyal keras bahwa waktu kian menipis, sementara jutaan warga Gaza bertahan di ambang krisis yang terus membesar.

Sumber: UNRWA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here