Spirit of Aqsa- Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa 35 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, syahid akibat serangan udara Israel di berbagai lokasi di Gaza sejak Senin pagi. Sementara itu, Israel mempersiapkan angkatan laut untuk dilatih dalam pertempuran darat karena kekurangan tentara.

Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa 12 warga Palestina menjadi syahid dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel yang menghantam sebuah rumah di Kamp Nuseirat, Gaza tengah. Tim penyelamat, dengan bantuan warga setempat, sedang berusaha mencari korban yang masih hilang di bawah puing-puing.

Selain itu, lima warga Palestina, termasuk seorang anak perempuan, juga menjadi syahid, dan puluhan lainnya terluka akibat serangan yang menargetkan sebuah toko roti di wilayah al-Mawasi, tempat pengungsian di barat Khan Younis, Gaza selatan.

Jenazah para syuhada dan korban terluka telah dibawa oleh tim medis Palestina ke Rumah Sakit Nasser di kota tersebut.

Saksi mata melaporkan bahwa serangan itu menghantam toko roti di area yang sebelumnya dinyatakan sebagai “zona aman” oleh militer Israel.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa dalam 24 jam terakhir, pasukan Israel telah melakukan tiga pembantaian di wilayah tersebut. Sebanyak 20 syahid dan 76 korban luka telah dibawa ke rumah sakit.

Jumlah korban jiwa sejak dimulainya perang Israel di Gaza telah mencapai 41.226 syahid, dengan 95.413 korban luka.

Serangan terhadap Tenda Pengungsi

Selama beberapa bulan terakhir, Israel terus menargetkan tenda pengungsian di wilayah al-Mawasi dan pusat-pusat penampungan di berbagai lokasi di Gaza, menyebabkan banyak syuhada dan korban luka.

Pengungsi Palestina mendirikan tenda-tenda sementara di berbagai wilayah setelah rumah mereka dihancurkan oleh serangan Israel dan mereka dipaksa mengungsi. Mereka menghadapi kondisi yang sangat sulit akibat perang.

Tenda-tenda pengungsi ini minim fasilitas dasar dan hanya menjadi tempat perlindungan sementara bagi banyak keluarga yang terpaksa mengungsi akibat serangan.

Sejak awal perang, warga Gaza menghadapi penderitaan berulang akibat perpindahan paksa, di mana militer Israel memerintahkan penduduk daerah tertentu untuk mengosongkan rumah mereka sebelum serangan dan pendudukan.

Sebanyak 2 juta orang dari 2,2 juta penduduk Gaza telah mengungsi. Mereka terpaksa tinggal di sekolah, rumah kerabat, atau mendirikan tenda di jalan-jalan, sekolah, bahkan penjara, di tengah kondisi kemanusiaan yang parah, kekurangan air, makanan, serta maraknya penyakit.

Serangan udara Israel terus berlanjut di berbagai wilayah Gaza, mengakibatkan kematian dan luka-luka setiap hari.

Pasukan Laut untuk Pertempuran Darat

Di sisi lain, militer Israel mengumumkan bahwa para prajurit dari Unit Cadangan Kelima telah kembali bertempur di Gaza tengah sebagai bagian dari Divisi 252.

Militer Israel juga mengungkapkan bahwa pasukan cadangan tersebut telah menyelesaikan latihan untuk pertempuran di area terbuka, termasuk manuver pergerakan, logistik, dan respons medis darurat.

Lembaga penyiaran Israel melaporkan bahwa militer akan melatih pasukan laut untuk pertempuran darat karena kekurangan personel.

Didukung oleh bantuan besar dari Amerika Serikat, Israel telah melancarkan perang brutal di Gaza sejak 7 Oktober, yang telah menewaskan lebih dari 136.000 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, dengan lebih dari 10.000 orang hilang di tengah kehancuran besar dan kelaparan yang melanda.

Terlepas dari desakan internasional, Israel terus melanjutkan perangnya, mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut penghentian segera, serta instruksi dari Mahkamah Internasional untuk menghentikan tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here