Spirit of Aqsa- HamasĀ  mengecam keras sikap Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mengabaikan pembantaian mengerikan yang dilakukan oleh Israel terhadap pengungsi Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Sejak Ahad malam (26/5), teroris Israel melancarkan serangkaian serangan mematikan terhadap pengungsi yang berlindung di tenda-tenda di wilayah barat Rafah, yang sebelumnya telah diklasifikasikan oleh Israel sebagai “aman.”

Meskipun Mahkamah Internasional telah memerintahkan penghentian serangan darat di Rafah, pembantaian tersebut telah mengakibatkan kematian 72 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza. Sementara itu, seorang pejabat PBB melaporkan jumlah korban tewas mencapai 200.

Perbedaan angka ini disebabkan oleh gangguan pada rumah sakit di Rafah dan banyaknya korban luka serius yang belum mendapatkan perawatan.

Hamas juga menyoroti pernyataan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, yang menyatakan bahwa Israel belum melampaui garis merah yang ditetapkan oleh Presiden Biden. Pernyataan ini dianggap mencerminkan pengabaian terhadap nyawa warga sipil oleh pemerintahan AS dan kolusi dalam pembunuhan mereka, terutama dengan munculnya penyelidikan awal yang menunjukkan bahwa bom yang digunakan terhadap pengungsi buatan Amerika.

Dalam laporan CNN, para ahli senjata memastikan setelah memeriksa rekaman di media sosial bahwa Israel menggunakan amunisi buatan Amerika dalam salah satu pembantaian terhadap pengungsi di Rafah pada hari Selasa.

Hamas menuduh pemerintahan Amerika dan Israel bertanggung jawab atas pembantaian mengerikan ini dan menyerukan penghentian kebijakan standar ganda serta partisipasi AS dalam pembunuhan warga Palestina.

Hamas menekankan bahwa ini adalah “tanggung jawab sejarah yang akan terus mengejar mereka, dan semua yang terlibat dalam pembunuhan anak-anak dan warga sipil tak bersalah, berapa pun lamanya waktu.”

Sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober lalu, Amerika Serikat memberikan dukungan kuat kepada Israel di bidang militer, intelijen, dan diplomatik.

Serangan Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 117 ribu warga Palestina menjadi korban, termasuk yang tewas dan terluka, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, serta sekitar 10 ribu orang hilang di tengah kehancuran besar dan kelaparan yang merenggut banyak nyawa anak-anak dan orang tua.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here