Spirit of Aqsa, Palestina- Mantan Wakil Kepala Staf militer Israel, Yair Golan, mengkritik keras pemerintahan Benjamin Netanyahu karena dianggap melakukan ‘pendekatan berbohong’ dalam perang di Gaza. Dia juga menyerukan agar membuat perjanjian dengan Hamas untuk mengakhiri perang.

“Pendekatan kebohongan yang ada saat ini berarti bahwa warga negara kita tidak akan kembali ke rumah mereka di perbatasan, dan itu berarti bahwa kita akan terus hidup di negara yang terancam,” kata Golan dalam sebuah wawancara dengan Media Israel, Maariv, Senin (25/12).

Golan menganggap pemerintah bertanggung jawab atas “kurangnya kejelasan tujuan perang.” Hal itu mengingat, ”Israel yang mengobarkan perang yang mengorbankan putra-putra terbaiknya tanpa tujuan militer adalah hal yang mengejutkan.”

Menurut dia, invasi darat di Jalur Gaza tidak memiliki tujuan jelas dan sudah dipolitisasi. Di sisi lain, dia menganggap ancaman Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, untuk membunuh Yahya Sinwar merupakan tindakan bodoh dan tidak sesuai dengan kenyataan. 

Cuma Hamas yang Bisa Bebaskan Tawanan di Gaza

Golan menilai, Hamas merupakan satu-satunya yang bisa membebaskan para tawanan di Jalur Gaza. Dia tidak percaya dengan invasi darat Israel, karena selalu berbohong dengan situasi perang di Gaza.

“Tidak ada jalan keluar dari upaya untuk mencapai tujuan (pembebasan tawanan), harus  lewat perjanjian dengan Hamas, dan bukan dengan aktor lain mana pun,” kata Golan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here