Spirit of Aqsa, Palestina- Puluhan ribu warga Israel tidak mampu membayar pinjaman bank akibat krisis ekonomi. Otoritas Pengawasan Perbankan Israel pada Rabu (22/11) mengatakan, warga Israel menunda pembayaran pinjaman hampir 3 Miliar Syikal pada Oktober 2023.

Bank Sentral Israel mengatakan, pembayaran cicilan sekitar 117.000 pinjaman, sebagian besar pinjaman real estat dan kredit konsumen lain, dengan nilai total 2,7 miliar shekel ($727 juta) ditunda bulan lalu.

Data yang dikumpulkan pada November menunjukkan, sepertiga dari mereka yang menunda pembayaran pinjaman pada Oktober adalah nasabah yang terkena dampak langsung dari kerusakan akibat perang.

Bank tersebut menjelaskan, warga Israel yang terkena dampak tersebut tinggal kurang dari 30 kilometer dari perbatasan Jalur Gaza, warga yang dipanggil menjadi tentara cadangan, dan kerabat tentara yang ditahan di Jalur Gaza.

Sementara itu, Kantor Pusat Statistik Israel mengatakan pada Senin (20/11), tingkat pengangguran di “Israel” meningkat sekitar 10% pada Oktober dan puluhan ribu orang mengungsi. Tingkat pengangguran utama stabil pada 3,4% bulan lalu.

Selain itu, 350.000 karyawan dan pekerja Israel meninggalkan kantor untuk bergabung jadi tentara cadangan, menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja pendudukan Israel. Sekitar 46.000 pekerja Israel di-PHK akibat perang.

Sekitar 760.000 angkatan kerja atau sekitar 18% angkatan kerja tidak bekerja karena tiga alasan: bertugas sebagai pekerja cadangan Israel dan pegawai militer, tinggal di sekitar Gaza, dan numpang tinggal di rumah keluarganya di perbatasan Gaza.

Sumber: Palinfo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here