Amerika Serikat dan Israel dikabarkan tengah menyiapkan “zona aman” di Jalur Gaza. Zona ini disebut akan berada di wilayah yang saat ini dikuasai pasukan Israel dan diperuntukkan untuk warga Palestina yang disebut “khawatir akan pembalasan dari Hamas”. Laporan ini diungkap Times of Israel dengan mengutip seorang penasihat senior Donald Trump yang tidak disebutkan namanya.
Dalam sesi pengarahan kepada wartawan, penasihat tersebut mengatakan upaya ini sedang dibahas antara Washington dan Tel Aviv.
“AS bekerja sama dengan Israel untuk menciptakan area aman di belakang Garis Kuning bagi warga yang merasa terancam,” katanya.
Ia mengklaim langkah itu diambil setelah laporan yang menyebut Hamas mengeksekusi para pesaing internalnya.
“Ini merespons laporan yang kami terima tentang Hamas yang mengeksekusi pihak-pihak yang mereka anggap saingan,” ujar sumber tersebut.
Pernyataan ini muncul setelah Hamas merilis sebuah video pekan ini yang memperlihatkan para pejuangnya mengeksekusi delapan pria yang mata mereka ditutup dan tangan terikat. Hamas menyebut mereka sebagai “kolaborator dan pelaku kriminal”.
Di sisi lain, agresi Israel ke Gaza tetap berlangsung meski ada deklarasi gencatan senjata sebelumnya. Serangan udara Israel pada Rabu kemarin menyebabkan tiga warga Palestina syahid. Sehari sebelumnya, tentara Israel juga menembaki warga sipil di kawasan Shujaiya, Kota Gaza, menyebabkan sedikitnya lima orang syahid.