Brigade Izzuddin Al-Qassam kembali mengguncang jantung militer Israel. Selasa (3/6), satu tentara Israel dilaporkan tewas dan dua lainnya luka-luka dalam pertempuran sengit di Syujaiyah, timur Kota Gaza. Operasi ini terjadi hanya sehari setelah tiga tentara Israel tewas di Jabalia.
Sumber media Israel mengonfirmasi bahwa sebuah drone milik Al-Qassam menjatuhkan bom tepat ke posisi pasukan Israel yang tengah bergerak di kawasan tersebut. Helikopter militer segera dikerahkan untuk mengevakuasi korban ke dua rumah sakit besar: Ichilov di Tel Aviv dan Soroka di Beersheba.
Jet tempur Israel pun terpantau memberikan dukungan udara, sementara artileri mereka membombardir wilayah Syujaiyah dan timur Kota Gaza. Namun, semua itu tidak mampu menghentikan perlawanan.
Reporter Al Jazeera di Gaza melaporkan bahwa helikopter Israel mondar-mandir di langit Gaza, menandakan kepanikan militer yang berupaya mengevakuasi korban mereka. Di saat yang sama, media Israel tampak memberlakukan sensor ketat, menutup-nutupi kerugian di pihak mereka.
Namun faktanya tak bisa dibantah. Drone pejuang perlawanan berhasil menembus pertahanan dan melumpuhkan pasukan musuh dari jarak dekat—membuktikan bahwa medan Gaza masih jauh dari kata “bersih” seperti klaim mereka.
Sejak agresi Israel kembali dilanjutkan pada 18 Maret lalu, tercatat 15 tentaranya tewas dan 56 lainnya luka. Angka ini terus bertambah, menunjukkan bahwa perlawanan rakyat Gaza tak surut meski dibombardir siang dan malam.
Sebelumnya, tiga tentara Israel tewas dalam pertempuran di Jabalia. Investigasi militer mereka sendiri mengakui bahwa terowongan aktif masih beroperasi di bangunan yang diklaim telah “dibersihkan”.
Al-Qassam pun menegaskan, para pejuangnya terus melancarkan pertempuran jarak dekat di titik-titik strategis, termasuk di jantung utara Gaza. Bahkan Kepala Staf Israel sendiri telah memerintahkan perluasan operasi militer ke wilayah utara dan selatan Gaza—tanda bahwa klaim kemenangan mereka belum juga tercapai.
Menurut data resmi Israel, sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah tentara yang tewas telah mencapai 861 orang—dan terus bertambah setiap harinya. Setengah dari jumlah itu gugur sejak dimulainya serangan darat pada akhir Oktober.
Gaza belum tunduk. Dan angka-angka ini membuktikan: perlawanan masih menyala.