Kanal 12 Israel melaporkan, delegasi Israel tiba di ibu kota Qatar pada Selasa (12/3) untuk melanjutkan negosiasi terkait perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza. Utusan Amerika Serikat untuk kawasan itu, Steve Whitcock, diperkirakan akan bergabung pada Rabu “untuk mencoba mencapai kemajuan.”
Sementara itu, gerakan pejuang Hamas menegaskan bahwa putaran baru perundingan gencatan senjata telah dimulai pada Selasa. Hamas menyatakan pihaknya menangani negosiasi ini dengan “keseriusan dan sikap positif,” seraya berharap hasilnya mencakup pembukaan perlintasan, masuknya bantuan kemanusiaan, serta kesepakatan pertukaran tahanan.
Kanal 12 Israel juga mengungkap bahwa para mediator tengah melakukan “upaya rahasia” untuk mendapatkan gestur itikad baik dari Hamas dalam bentuk pembebasan tahanan secara terbatas. Mereka berupaya memperpanjang waktu demi mencapai kesepahaman yang lebih luas.
Situs berita Axios, mengutip sumber Israel, melaporkan bahwa Whitcock siap tinggal di kawasan itu selama 3 hingga 4 hari guna mencapai kesepakatan, jika negosiasi mencapai tahap serius.
Sumber itu juga menyebut bahwa utusan AS tidak akan bertemu dengan pejabat Hamas kecuali jika kelompok tersebut memberikan apa yang disebutnya sebagai “konsesi nyata.”
Rencana Whitcock
Sementara itu, Otoritas Penyiaran Israel menyatakan bahwa dalam pembicaraan di Doha, Israel akan berusaha menerapkan rencana Whitcock dan memperpanjang gencatan senjata hingga 60 hari.
Tel Aviv dikabarkan siap membahas pembebasan tahanan secara bertahap, bukan sekaligus, karena menolak membahas penghentian perang. Dalam proposalnya, Israel menawarkan pembebasan 10 tahanan yang masih hidup pada hari pertama, sementara sisanya akan dibebaskan pada hari terakhir masa perpanjangan.
Sebelumnya, tim Israel yang terdiri dari perwakilan Badan Keamanan Dalam Negeri (Shin Bet), Badan Intelijen Luar Negeri (Mossad), militer, dan Koordinator Urusan Tahanan telah berangkat ke Doha untuk berpartisipasi dalam perundingan tersebut.
Otoritas Penyiaran Israel menambahkan bahwa tim ini bersifat teknis dan tidak akan dihadiri oleh kepala perunding, Ron Dermer. Ditekankan pula bahwa negosiator Israel tidak diberi mandat untuk membahas penghentian perang di Gaza.
Israel diketahui telah menghambat transisi ke tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata di Gaza, termasuk menolak mematuhi ketentuan utama seperti penarikan dari Koridor Philadelphia di perbatasan Palestina-Mesir. Israel juga menghentikan bantuan dan memutus pasokan listrik ke wilayah Gaza.
Sementara Israel mengajukan berbagai syarat untuk beralih ke tahap kedua perjanjian, para mediator AS berusaha mencapai kesepakatan baru.
Washington dan Hamas
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Senin (11/3) mengatakan bahwa komunikasi antara utusan AS untuk urusan tahanan, Adam Boehler, dengan Hamas hanya terjadi sekali.
Rubio menambahkan bahwa Boehler berkesempatan berbicara langsung dengan pihak yang mengendalikan “sandera,” tetapi upaya ini tidak membuahkan hasil.
Menteri AS itu menegaskan bahwa jalur utama negosiasi Washington tetap melalui utusan khusus Steve Whitcock dan koordinasinya dengan Qatar.
Di sisi lain, ketegangan meningkat dalam pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akibat komunikasi pemerintahan Presiden AS dengan Hamas.
Wall Street Journal mengutip pejabat Israel yang mengatakan bahwa Netanyahu tidak memiliki keleluasaan untuk berselisih dengan pemerintahan Trump, karena hal itu dapat mengancam hubungan dengan pemasok utama senjata bagi Israel.
Para pejabat tersebut juga menambahkan bahwa perselisihan dengan Trump dapat mengganggu stabilitas koalisi pemerintahan Netanyahu.