Spirit of Aqsa, Gaza- Dukungan luar biasa dari dunia Arab dan masyarakat muslim di seluruh dunia menjadi salah satu alasan warga Gaza tetap bertahan. Mereka bertekad tidak akan mengulangi Peristiwa Nakba pada 1948.
Masyarakat Palestina menentang rudal-rudal Israel dan menolak mengungsi seperti desakan zionis Israel. meski rumah hancur, warga Gaza saling membantu sama lain. Mereka yang masih memiliki atap rumah memberikan naungan kepada mereka yang telah kehilangan tempat tinggal.
Selain itu, mereka merasa yakin Hamas akan memenangkan pertempuran dan bisa merebut kemerdekaan Palestina. Belum lagi posisi Arab yang menolak seruan Israel agar warga Gaza mengungsi.
“Demi Allah, meski rumah kami hancur, kami tidak akan pernah meninggalkan tanah ini, Negeri kami,”
ucap Ibu Palestina di Gaza yang rumahnya hancur akibat serangan udara penjajah Israel.
Kecaman Arab dan Penolakan Masyarakat
Baru-baru ini, pemerintah Arab dan badan-badan PBB mengecam peringatan penjajah Israel terhadap penduduk Jalur Gaza utara untuk mengungsi ke selatan dalam waktu 24 jam. Mereka diminta tidak kembali kecuali jika Israel mengizinkan hal tersebut, dengan iming-iming untuk “melindungi diri mereka sendiri.”
Delegasi pendudukan di PBB mencoba memanipulasi realitas pengungsian, ketika ia menggambarkan perintah evakuasi di Gaza sebagai perintah “sementara, untuk mengurangi kerugian yang dialami warga sipil.”
Reaksi yang paling kuat adalah pernyataan gerakan Hamas yang mengatakan, “Rakyat Palestina yang ditempatkan di wilayah kami menolak ancaman Israel. para pemimpin pendudukan, dan seruannya agar mereka yang berada di Gaza meninggalkan rumah mereka dan pindah ke selatan, atau ke Mesir.”
Pernyataan itu menambahkan, “Kami teguh di tanah kami, di rumah kami, dan di kota kami, dan tidak akan ada pengungsian atau deportasi.”
Analis politik Atef Al-Julani mengatakan, “Posisi Arab yang menolak gagasan perpindahan berdampak besar dalam menggagalkan rencana pendudukan.”
Dia menunjukkan bahwa “sebagian besar negara Arab menyatakan penolakan mereka terhadap proposal yang diajukan oleh Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken yang bertujuan untuk mengosongkan sektor ini, dan saya memperkirakan dia akan mundur.”
“Tetapi sampai saat ini, apa yang telah dan dinyatakan bukanlah apa yang diperlukan di tingkat resmi, dan saya percaya bahwa wacana Arab harus ditingkatkan, setidaknya dengan menggambarkan apa yang terjadi sebagai agresi dan kejahatan perang Israel,” lanjutnya.
Liga Arab dan Badan-Badan internasional
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, mengatakan, permintaan Israel agar penduduk Jalur Gaza utara pindah ke selatan merupakan kejahatan perang baru. Dia menekankan, Konvensi Jenewa Keempat melarang pendudukan melakukan pemindahan secara paksa penduduk sipil.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuntut pembatalan segera perintah evakuasi Israel yang dikeluarkan di wilayah Gaza untuk mengakhiri penderitaan warga Palestina.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta Israel untuk membatalkan seruannya untuk mengevakuasi rumah-rumah di Jalur Gaza bagian utara. Jurubicara Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa perpindahan penduduk seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa menimbulkan dampak buruk atau konsekuensi kemanusiaan. Dia Israel menghindari bencana kemanusiaan.
Komite Palang Merah Internasional mengatakan, operasi Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel tidak membenarkan penghancuran Jalur Gaza.
Sumber: Palinfo