Spirit of Aqsa, Palestina- Pakar dan analis meyakini perselisihan di dalam pemerintahan Israel terkait perang di Jalur Gaza akan diperparah oleh video-video yang disiarkan oleh faksi pejuang Palestina, termasuk kesaksian tentara Israel yang ditangkap yang diklaim oleh militer Israel telah tewas di lingkungan Shujaiya, Kota Gaza timur, Jalur Gaza utara.

Beberapa hari setelah penyelidikan militer Israel mengakui membunuh tiga tentara yang ditangkap secara tidak sengaja di Shujaiya. Al-Qassam lalu menyiarkan video empat tentara yang memohon untuk dibebaskan. Mereka adalah tentara yang ditangkap yang sudah diklaim tewas oleh militer Israel.

Menurut jurnalis dan pakar urusan Israel, Wadia Awadeh, mayoritas warga Israel mengikuti berita di saluran Al Jazeera dan melihat video yang dirilis oleh Hamas. Dia memperkirakan, video para tentara yang ditangkap akan berdampak pada warga Israel, terutama di tengah krisis kepercayaan antara keluarga tahanan dan pemerintahan Benjamin Netanyahu.

Dia menyatakanm media sosial menyampaikan pesan dari pihak lain tanpa disaring oleh media konvensional yang fokus pada narasi resmi Israel.

Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina, Dr. Mustafa Barghouti, berbicara tentang pentingnya video yang disiarkan oleh pejuang Palestina. Dia menyatakan, hal itu menegaskan keyakinan yang telah merajam bahwa Netanyahu tidak peduli dengan nyawa tahanan dan tidak peduli jika mereka semua mati.

Hal yang perlu dipahami adalah bahwa “perselisihan kuat telah dimulai di Israel, dan pertukaran tuduhan dan penyalahan tanggung jawab telah dimulai.”

Barghouti menyatakan, konflik di antara warga Israel akan mengarah pada pertikaian yang lebih besar dan akan menghancurkan sistem pemerintahan di Israel.

Di sisi lain, ahli militer dan strategi, Brigadir Jenderal Fayez al-Dweiri, mengatakan, dampak dari video tersebut akan dirasakan oleh keluarga tahanan di Jalur Gaza, yang akan menemukan dari video-video sebelumnya dari perlawanan bahwa tentara Israel yang membunuh anak-anak mereka atas perintah Netanyahu, yang mengendalikan manajemen perang bersama Menteri Pertahanan Yoav Galant.

Al-Dweiri menyoroti, pasukan Israel dan kepala staf telah memberikan pernyataan bahwa tentara yang tewas karena kesalahan hanya tiga. Kemudian, Al-Qassam mempublikasikan video yang mengkonfirmasi bahwa yang tewas adalah empat orang, menyanggah apa yang dikatakan oleh Israel.

Tentang dampak perselisihan di dalam Dewan Perang Israel, al-Dweiri menjelaskan bahwa pertempuran adalah urusan militer, sementara yang politik hanya mengamati dan tidak campur tangan dalam pengelolaan pertempuran, mengingat banyak contoh dalam sejarah, seperti kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II yang sebagian besar disebabkan oleh campur tangan langsung Adolf Hitler. Ketika politik campur tangan dan membatasi militer selama perang 1973, perang bergerak ke arah lain.

Al-Dweiri menyatakan bahwa para pemimpin militer Israel menghadapi kebingungan besar dalam mengelola pertempuran, terutama di wilayah utara Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here