Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menyingkap fakta mencengangkan: Israel membunuh satu anak setiap 40 menit di Gaza. Artinya, setiap hari rata-rata 28 anak meregang nyawa akibat serangan.
Lebih dari satu juta anak Gaza mengalami trauma psikologis, setengahnya menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD). Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) bahkan melaporkan lebih dari 540 anak syahid setiap bulan sepanjang lima bulan terakhir.
Kondisi layanan kesehatan pun runtuh. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Munir al-Barsh, menyebut tingkat keterisian rumah sakit telah mencapai 300%, angka yang menggambarkan situasi darurat medis di luar batas normal.
Setidaknya 18.885 anak-anak termasuk di antara lebih dari 62.000 warga Palestina yang dibunuh oleh Israel sejak dimulainya perang genosida di Gaza hampir dua tahun lalu, kata Kantor Media Pemerintah Gaza. Tak ada lagi tempat aman bagi anak-anak Gaza saat ini.
Jumlah korban yang sangat banyak dan mengerikan ini terjadi ketika badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan pada hari Selasa bahwa tidak ada tempat yang aman bagi anak-anak di wilayah kantong tersebut. Kematian-kematian ini di tengah kelaparan yang disebabkan oleh Israel merajalela karena blokade Israel terhadap bantuan dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan.
Sekolah-sekolah yang dikelola PBB telah menjadi tempat perlindungan bagi “ratusan ribu orang” di Gaza di tengah pemboman terus-menerus yang dilakukan Israel yang meratakan rumah-rumah, kata UNRWA.
Warga Palestina telah mencari perlindungan di bawah bendera PBB, namun tempat penampungan tersebut menjadi sasaran. “Lokasi pengungsian menjadi tempat kematian, termasuk bagi terlalu banyak anak-anak. Tidak ada tempat yang aman bagi anak-anak di Gaza. Gencatan senjata sekarang”, kata badan tersebut dilansir Al Jazeera.
Mengutip Dana Anak-anak PBB, UNICEF, UNRWA mencatat bahwa dalam lima bulan terakhir perang, sejak Israel secara sepihak melanggar perjanjian gencatan senjata dan melanjutkan serangan, “rata-rata lebih dari 540 anak terbunuh setiap bulannya, menurut laporan”.