Kolonel Hatem Karim Al-Falahi, pakar militer, menegaskan bahwa rekaman yang dirilis oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, membuktikan bahwa operasi di Khan Yunis merupakan serangan terluas terhadap pasukan Israel di dalam Gaza sepanjang perang saat ini.
Menurut Al-Falahi dalam segmen analisis militer Al Jazeera, serangan Qassam berlangsung antara 30 hingga 45 menit, menargetkan berbagai sasaran, termasuk tank “Merkava” dan rumah-rumah yang dijadikan posisi pertahanan oleh pasukan Israel, disertai pertempuran bersenjata intensif.
Taktik yang digunakan termasuk tembakan mortir, pertempuran mundur, serta serangan martir (istishhadi) yang meledakkan diri pada posisi musuh. Tingkat perencanaan operasi dinilai sangat tinggi; pasukan dibagi menjadi beberapa kelompok, termasuk kelompok tugas utama, kelompok pendukung, dan kelompok khusus untuk serangan martir.
Operasi ini dilakukan untuk menghadapi unit “Arvot Gideon” Israel yang beroperasi di kawasan tersebut, yang melibatkan Divisi 36 Israel, kata Al-Falahi.
Brigade Al-Qassam sebelumnya menayangkan serangan pada 20 Agustus lalu terhadap pos militer baru Israel di tenggara Khan Yunis. Video menunjukkan para pejuang menyusup ke pos tersebut, menembakkan senjata mesin, melepaskan RPG ke posisi pasukan Israel, dan menembakkan mortir ke target yang sama. Satu pejuang bahkan melakukan serangan martir pada kelompok pendukung Israel yang datang setelah mundurnya para pejuang.
Militer Israel, sekitar 24 jam setelah serangan ini, melakukan investigasi resmi yang menunjukkan kemiripan taktik dengan serangan 7 Oktober 2023, yang dikenal sebagai “Banjir Al-Aqsa”, menegaskan konsistensi dan efektivitas strategi militer Hamas di medan perang Gaza.