Spirit of Aqsa, New York- Pemerintah Amerika Serikat ragu Israel bisa menginvasi Jalur Gaza usai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu siap memberi hijau pasukan meluncurkan serangan darat.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, menekan Israel perlu pertimbangan cermat terkait cara mereka menginvasi Gaza. Itu karena Hamas punya jaringan terowongan yang rumit di bawah wilayah padat penduduk.

Pernyataan itu terungkap saat dia berbicara via telepon dengan Menhan Israel Yoav Gallant pada Senin (23/10).Dalam pembicaraan tersebut, kata pejabat AS, Austin memberi contoh pertempuran di Kota Mosul, Irak, pada 2016. Ketika itu, dia kepala pusat komando AS.

“Hal pertama yang harus diketahui setiap orang, dan saya pikir semua orang juga mengetahuinya, adalah bahwa pertempuran di perkotaan sangatlah sulit,” kata Austin dikutip New York Times.

Para pejabat AS juga disebut khawatir bahwa invasi di Gaza bisa menyebabkan banyak nyawa melarang. Selain itu, mereka cemas militer Israel belum punya peta jalan jalur jelas untuk mencapai tujuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam melawan Hamas.

Dalam percakapan dengan para pejabat Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, para pejabat Amerika mengatakan mereka belum melihat rencana tindakan yang bisa dicapai Israel. Pejabat pemerintahan Biden juga bersikeras bahwa AS belum memberi tahu Israel apa yang harus dilakukan dan masih mendukung invasi darat.

Menanggapi isu itu, diplomat Israel mengatakan pemerintah AS menolak memberi saran ke mereka soal invasi ke Gaza. “AS tak menekan Israel dalam hal ini untuk operasi darat,” kata diplomat itu.

Namun, Pentagon telah mengirim Marinir bintang tiga, Letjen James Glynn, dan perwira lain untuk membantu Israel dalam perang. Seorang pejabat Pentagon mengatakan bahwa pengerahan Jenderal Glynn tak berarti sebagai bentuk keputusan untuk Israel. Jenderal Glynn, kata pejabat itu, tak akan berada di Israel jika invasi ke Gaza dimulai.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here