Spirit of Aqsa- Presiden Kolombia, Gustavo Petro, menegaskan, Kolombia akan menghormati keputusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dengan menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant jika mereka mengunjungi Kolombia. Pernyataan ini disampaikan Petro dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera, di mana ia mengkritik keras tindakan Israel di Gaza.

Petro menilai serangan Israel di Gaza merupakan upaya genosida politik untuk mencegah berdirinya negara Palestina. Ia menegaskan bahwa sejak awal serangan, ia melihat Israel bermaksud melakukan pembantaian massal terhadap rakyat Palestina.

Petro juga menyoroti bahwa perang ini bukan hanya konflik biasa, melainkan pesan ancaman dari Barat kepada negara-negara berkembang di Global Selatan. Ia menuduh negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat, mendukung kekejaman dengan mengabaikan hukum internasional demi mempertahankan kekuasaan global mereka.

Presiden Kolombia tersebut mengungkapkan bahwa negaranya menghadapi tekanan besar atas posisinya terhadap genosida di Gaza, termasuk dari kelompok lobi keuangan. Ia juga mengkritik tuduhan antisemitisme yang dialamatkan kepada Kolombia setelah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

Dukungan Eropa terhadap ICC

Di Norwegia, Menteri Luar Negeri Espen Barth Eide menegaskan komitmen negaranya untuk mematuhi perintah ICC, termasuk menangkap Netanyahu dan Gallant jika mereka memasuki wilayah Norwegia. Pernyataan ini didukung oleh Andreas Kravik, Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, yang menegaskan komitmen Oslo terhadap hukum internasional.

Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan bahwa semua negara anggota Uni Eropa wajib melaksanakan keputusan ICC. Ia menekankan bahwa keadilan dan perdamaian hanya bisa dicapai melalui akuntabilitas.

Borrell mengkritik negara-negara yang enggan mendukung keputusan ICC, dengan menyindir bahwa banyak dari mereka sebelumnya mendukung keputusan ICC untuk menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin tetapi sekarang diam terkait Netanyahu.

Erdogan Puji Keputusan ICC

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik keputusan ICC untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant. Dalam pidatonya di Istanbul, Erdogan menyebut keputusan tersebut sebagai langkah berani dan mendesak negara-negara yang tergabung dalam Perjanjian Roma untuk mematuhinya.

Erdogan juga mengecam negara-negara Barat yang selama ini mengajarkan hukum, keadilan, dan hak asasi manusia tetapi gagal menepati janji mereka terkait pelanggaran di Gaza. Ia berjanji bahwa Turki akan terus berusaha untuk memastikan Netanyahu dan pemerintahannya dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya.

Latar Belakang Surat Perintah Penangkapan

ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan selama serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Keputusan ini menyusul permintaan Jaksa ICC, Karim Khan, pada Mei dan Agustus lalu untuk segera mengambil tindakan atas kejahatan yang terus berlanjut.

Konflik di Gaza telah menyebabkan lebih dari 148 ribu warga Palestina tewas atau terluka, mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 10 ribu orang dinyatakan hilang, dengan situasi kemanusiaan yang memburuk akibat kelaparan dan penghancuran infrastruktur secara masif.

Israel terus melanjutkan operasinya meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak penghentian segera dan perintah Mahkamah Internasional untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here