Spirit of Aqsa Palestina- Ketua Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM), KH Bachtiar Nasir, menjelaskan duduk perkara Brigade Al-Qassam melancarkan operasi Taufan Al-Aqsa ke wilayah jajahan zionis Israel.

Gaza, kata dia, sudah diblokade selama 16 tahun. Jutaan rakyat Gaza hidup dalam penderitaan, kelaparan, sampai embargo ekonomi yang tidak berperikemanusiaan. Rakyat Gaza menghadapi hal tersebut. Tetapi, mereka meminta Zionis Israel agar sama sekali tidak menodai Masjid Al-Aqsa.

“Gaza itu selama 16 tahun itu dua juta nyawa korbannya, bahwa apa yang dilakukan Gaza pada 7 Oktober, memang serangan fajar, sebetulnya sudah pada puncak kesabarannya, karena Gaza sudah mengingatkan, politik akan dihadapi dengan politik, tapi jangan sentuh Al-Aqsa,” kata UBN dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/10).

Namun sayang, peringatan tersebut tidak dihiraukan. Penjajah Israel justru berbuat sebaliknya. Mereka hendak menguasai Masjid Al-Aqsa seperti yang telah dilakukan terhadap Masjid Ibrahimi di Hebron.

“Mereka menuntut pembagian waktu dan tempat (terhadap Masjid Al-Aqsa). Pada akhirnya, penguasaan secara total. Sebagaimana tanah Palestina, awalnya jatah mereka Cuma 20%, kalau mengingat Perjanjian Tahun 48, kemudian berubah hampir 90%. Mau diambil semuanya,” ucap UBN.

Maka itu, sangat keliru jika ada kelompok yang menyebut pejuang Al-Qassam sebagai teroris. Hamas hanya menuntut hak rakyat Palestina, pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa, dan Israel selalu mengabaikan peringatan dari Gaza.

“Teroris sebenarnya adalah zionis Israel.  Peristiwa ini dilatar belakangi dengan penistaan bertubi-tubi terhadap Al-Aqsa. Jadi, bukan ujug-ujug  serangan pagi begitu saja. Karena ada proses panjang. Resolusi demi resolusi, perjanjian demi perjanjian, semua tidak ada yang ditepati, karena memang mereka (zionis Israel) tidak pernah mau menepati janjinya,” ungkap UBN.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here