Spirit of Aqsa, Palestina- Puluhan imigran illegal Yahudi menyerbu dan menodai Masjid Al-Aqsha di bawah perlindungan ketat dari pasukan penjajah zionis Israel. Para ekstrimis tersebut melakukan ritual Talmud di gerbang Al-Aqsha sambil berjalan mundur.
Bersamaan dengan itu, warga Palestina di wilayah Palestina yang diduduki pendudukan Zionis Israel sejak tahun 1948 (Palestina 48) melakukan perjalanan dengan bus menuju kota Al-Quds untuk bersiaga di dalam Masjid Al-Aqsha. Bus-bus tersebut mengangkut jamaah dari Nazareth dan Ailut untuk menunaikan shalat Dzuhur dan Asar di Masjid Al-Aqsha serta melakukan I’tikaaf di dalamnya.
Apa yang disebut “Kelompok Kuil” sedang merencanakan serangan besar-besaran ke Masjid Al-Aqsha, pada saat momen yang disebut hari raya “Cahaya/ Hanukkah” Yahudi, yang dimulai pada tanggal 18 bulan depan.
Kelompok ekstremis mulai memobilisasi pendukung mereka untuk melakukan penyerbuan besar ke Masjid Al-Aqsha selama delapan hari besar Yahudi, yang berlangsung dari Ahad hingga Kamis, di tengah upaya untuk menyalakan Manorah “Hanukkah” (Menorah kata bahasa Ibrani untuk Kandil atau Kaki Dian (disebut juga “Kaki Pelita”) di dalam Masjid Al-Aqsha, setelah beberapa pemukim pendatang Yahudi menyalakan lilin tahun lalu.
Hari-hari raya Yahudi biasanya diselingi dengan pengorganisasian pawai provokatif yang menyerukan penyerbuan Masjid Al-Aqsha secara kolektif dan masif, selain upaya untuk menyalakan Manorah di Masjid al-Aqsha, serta memasang dan menyalakan Manorah Tembok Buraq (mereka menyebutnya tembok ratapan), dan sekitar gerbang Masjid al-Aqsha, khususnya Gerbang Asbat dan Mughriba (gerbang barat).
Untuk menghadapi perambahan permukiman Yahudi, tokoh-tokoh Al-Quds menyerukan untuk membuat strategi Arab dan Palestina dengan segera untuk menghentikan serangan dan rencana yahudisasi terhadap Masjid al-Aqsha, terutama karena otoritas pendudukan Zionis Israel memanfaatkan semua kemampuan mereka untuk mengubah situasi sejarah dan agama yang ada di sana.