“Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup,” (QS. al-Isra: 45)
Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW dan menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Ada berbagai macam keutamaan membaca Al-Quran. Bagi umat Islam, membaca Al-Quran bukan lagi menjadi suatu kegiatan yang asing. Al-Quran merupakan pedoman bagi orang muslim dan muslimah di seluruh dunia.
Membaca Al-Quran juga termasuk ke dalam ibadah paling utama di antara ibadah-ibadah lainnya. Tak heran, keutamaan membaca Al-Quran bisa dikategorikan secara umum maupun khusus
وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ حِجَابًا مَسْتُورًا”
Orang-orang yang membaca Al-Qur’an memiliki keutamaan di sisi Allah Ta’ala. Membaca tidak sekedar membaca. Tapi membaca untuk memahami, menghafal, dan mengimaninya sebagaimana yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW.
Ketika seseorang sudah sungguh-sungguh membaca Al-Qur’an, Allah akan membangun untuknya dinding pemisah dengan orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhir. Al-Qur’an akan menjadi cahaya bagi orang yang sering membacanya. Al-Qur’an akan menjadi ruh bagi siapa saja yang sungguh-sungguh membacanya. Hal itu akan menghidupkan hati seseorang.
Dalam sebuah riwayat, ketika Allah Ta’ala menurunkan surah al-Lahab, datang istri Abu Lahab, Ummu Jamil Arwa binti Harb, untuk mencari Rasulullah. Dia merasa terhinakan dengan surah itu karena akan dibaca sampai hari kiamat.
Ummu Jamil Arwa binti Harb menyebarluaskan fitnah dan proaganda buruk terhadap Nabi Muhammad SAW. Bahkan ia kerap menabur duri-duri di jalan yang beliau biasa tempuh. Ketika istri Abu Lahab itu mendengar turunnya surah tersebut, dia menuju masjid di mana Nabi SAW tengah duduk bersama Abu Bakar.
Abu Bakar yang melihat kedatangan Ummu Jamil kepada Baginda Nabi SAW, “Ya Rasulullah, Ummu Jamil datang sepertinya menginginkan keburukan untukmu.”
Nabi menjawab, “Wahai Abu Bakar, sesungguhnya Ummu Jamil tidak akan pernah mampu melihat saya.” Beliau lalu membaca surah al-Isra ayat 45.
Saat usai membaca ayat tersebut, Ummu Jamil tiba tepat di hadapan Rasulullah membawa segenggam batu untuk melempar beliau. Namun demikian, Allah menutupi pandangannya sehingga ia tak mampu melihat Nabi. Meski demikian, dia menyampaikan kemarahannya kepada Nabi sambil menamai Nabi Muhammad SAW dengan sebutan Mudzamman (yang tercela). Pelajaran lain dari ayat di atas adalah hubungan Al-Qur’an dan hari akhir. Orang yang sering membaca Al-Qur’an, dia akan diyakinkan oleh Allah akan kepastian hari kiamat.