Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa kehancuran di kawasan utara Tepi Barat terus berlangsung tanpa jeda. Operasi militer Israel yang berlanjut sejak Januari lalu telah mengosongkan seluruh Kamp Jenin, Tulkarm, dan Nour Shams, memaksa lebih dari 32 ribu warga Palestina meninggalkan rumah mereka.

Direktur UNRWA untuk Wilayah Tepi Barat, Roland Friedrich, menyatakan bahwa kerusakan “terus terjadi tanpa henti” setelah lebih dari sepuluh bulan operasi Iron Wall. Ia menggambarkan tiga kamp tersebut sebagai “kota hantu” yang sebelumnya hidup dan penuh aktivitas.

Friedrich menjelaskan bahwa militer Israel masih mengeluarkan perintah pembongkaran baru dengan dalih “kepentingan militer.” Salah satu instruksi terbaru mencakup penghancuran total 12 bangunan serta kerusakan sebagian pada 11 bangunan lain di Kamp Jenin, yang rencananya dieksekusi mulai Jumat.

Ia menambahkan, pada Maret dan Juni lalu, lebih dari 190 bangunan di Kamp Jenin terkena perintah pembongkaran massal, disertai peledakan terhadap 20 bangunan pada Februari.

Pejabat PBB itu menegaskan bahwa pola ini merupakan “penghancuran sistematis” yang bertentangan dengan hukum internasional, sekaligus memperkuat kontrol jangka panjang militer Israel atas kamp-kamp tersebut. Ia menekankan bahwa wilayah ini membutuhkan rekonstruksi, bukan kehancuran lanjutan, dan mendesak agar warga diizinkan kembali ke rumah mereka.

Peringatan UNRWA muncul di tengah eskalasi Israel di Tepi Barat yang berlangsung lebih dari dua tahun. Periode ini diwarnai penggerebekan, penangkapan, hingga pembunuhan terarah, bersamaan dengan agresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 yang telah memasuki tahun kedua.

Data resmi Palestina mencatat lebih dari 1.083 warga Palestina di Tepi Barat gugur sejak awal eskalasi, lebih dari 11 ribu lainnya terluka, sementara jumlah yang ditangkap melebihi 20.500 orang.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here