— Militer Israel mengonfirmasi telah menerima 13 tawanan terakhir yang dibebaskan oleh Hamas dalam tahap terbaru kesepakatan pertukaran tahanan yang berlangsung di bawah gencatan senjata di Gaza.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Senin (13/10), juru bicara militer Israel menyebut para tawanan itu kini berada dalam proses pemeriksaan medis dan identifikasi sebelum dipulangkan kepada keluarga mereka. Pembebasan ini menandai berlanjutnya pelaksanaan tahap pertama kesepakatan yang diumumkan sebelumnya.

Salah satu keluarga tawanan, keluarga Matan Angrest, mengungkapkan, “Anak kami kembali setelah dua tahun penuh tekanan dan ketidakpastian,” kata keluarga Angrest dalam pernyataan yang dibagikan Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang.

Kami dipenuhi rasa syukur yang mendalam. Kami mengagumi kekuatannya, kami tidak bisa berhenti memeluknya. Hari ini, akhirnya kami bisa bernapas lagi.”

Hamas Tegaskan Komitmen pada Kesepakatan

Di pihak lain, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menegaskan pihaknya tetap berpegang pada kesepakatan pertukaran tahanan selama Israel tidak melakukan pelanggaran.

Kami berkomitmen pada kesepakatan dan jadwal yang telah disepakati selama Israel tidak melanggarnya,” demikian pernyataan resmi Al-Qassam.

Al-Qassam menegaskan pembebasan tawanan Israel merupakan hasil keteguhan rakyat Palestina dan konsistensi perlawanan. Mereka menuding Israel sengaja memperpanjang negosiasi demi kepentingan politiknya sendiri.

“Israel gagal memulangkan tawanan mereka dengan kekuatan militer kendati mengklaim memiliki keunggulan intelijen. Kini mereka kembali ke meja pertukaran tawanan sebagaimana kami janjikan sejak awal,” lanjut pernyataan itu.

Kepada tahanan Palestina yang masih berada di penjara Israel, Al-Qassam menyampaikan pesan:
“Gaza dan para pejuangnya telah memberikan yang paling berharga untuk memecahkan belenggu kalian.”

Pertukaran Tahanan Berjalan Bertahap

Komite Internasional Palang Merah telah memulai proses pemindahan tawanan Israel dari Gaza, sebelum diserahkan kepada militer Israel. Media Israel melaporkan para tawanan sementara ditempatkan di Kibbutz Re’im di perbatasan Gaza sebelum diterbangkan menggunakan helikopter ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

Kesepakatan ini merupakan bagian dari rencana gencatan senjata yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, hasil perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel di Sharm el-Sheikh, Mesir, dengan mediasi Turki, Mesir, dan Qatar.

Berdasarkan butir perjanjian, Israel wajib membebaskan 250 tahanan Palestina yang divonis seumur hidup, serta sekitar 1.700 tahanan lain yang ditangkap setelah 7 Oktober 2023.
Saat ini, diperkirakan masih ada 48 tawanan Israel di Gaza, sementara lebih dari 11.100 warga Palestina masih mendekam di penjara Israel dalam kondisi yang dilaporkan penuh penyiksaan, buruknya layanan medis, dan pelanggaran HAM.

Tahap pertama gencatan senjata telah berlaku sejak Jumat lalu, mencakup penghentian operasi militer Israel secara bertahap, pertukaran tahanan, dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here