Organisasi Reporters Without Borders (RSF) atau Reporter Tanpa Batas mendesak penerbitan surat perintah penangkapan terhadap pelaku kejahatan Israel terhadap jurnalis Palestina di Gaza. Desakan ini disampaikan menyusul tercapainya kesepakatan gencatan senjata, yang dinilai menjadi momentum penting untuk mengakhiri impunitas terhadap pelaku pembunuhan jurnalis.

RSF menegaskan, keberanian jurnalis Gaza selama dua tahun menghadapi genosida harus dibalas dengan keberanian serupa dari komunitas internasional dalam menegakkan keadilan.

Meski kesepakatan gencatan senjata yang disetujui Israel memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan, RSF menyoroti tidak adanya jaminan akses bagi jurnalis asing maupun evakuasi bagi jurnalis Palestina yang ingin keluar dari wilayah yang hancur oleh perang itu.

“Euforia gencatan senjata tidak boleh membutakan dunia dari fakta bahwa jurnalis di Gaza sedang hidup dalam situasi bencana,” ujar Jonathan Dagher, Kepala Biro Timur Tengah RSF

RSF mengingatkan, sejak awal perang pada Oktober 2023, lebih dari 200 jurnalis tewas akibat serangan Israel, angka tertinggi dalam sejarah modern. RSF telah mengajukan lima laporan resmi ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk mendesak investigasi dan penindakan terhadap kejahatan perang yang menargetkan jurnalis.

Dagher menegaskan kebutuhan bantuan mendesak bagi jurnalis yang masih bertahan di Gaza.

“Mereka yang selamat membutuhkan perlindungan, perlengkapan, dan dukungan psikologis. Yang lebih penting, mereka butuh keadilan. Jika impunitas terus dibiarkan, kejahatan terhadap jurnalis akan terus berulang, di Gaza, Palestina, dan seluruh dunia,” ujarnya memperingatkan.

RSF juga menyoroti bahwa meski gencatan senjata diumumkan sebagai bagian dari rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump, serangan Israel ke Gaza Utara tetap berlanjut. Blokade informasi tetap berjalan, bahkan seorang jurnalis foto dari Abu Dhabi TV, Arafat Al-Khour, dilaporkan terluka akibat serangan udara saat meliput kerusakan di Gaza City pada 9 Oktober.

Menurut kantor media pemerintah Gaza, sebanyak 254 jurnalis telah gugur syahid sejak awal perang. Meski dunia mengecam, Israel terus menjadikan jurnalis sebagai target, diduga untuk melenyapkan narasi Palestina dari publik global.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here