Spirit of Aqsa, Palestina – Kepala lembaga investasi Amerika Serikat (AS) untuk luar negeri, International Development Finance Corporation (IDFC) Adam Boehler mengatakan Indonesia dapat menerima investasi finansial senilai miliaran dolar AS. Syaratnya, apabila Indonesia membangun hubungan dengan Israel.
Di Hotel King David, Yerusalem, Senin (21/12) kemarin, Boehler mengatakan Indonesia dapat membuka keran investasi AS dua kali lebih besar dibandingkan saat ini yang sebesar 1 miliar dolar. Boehler mengaku sudah membahas hal ini dengan Indonesia.
“Bila mereka siap, dananya akan siap dan bila mereka siap maka kami akan senang bahkan memberi dukungan finansial yang lebih besar dibandingkan yang telah kami lakukan,” katanya seperti dikutip Bloomberg.
Ia mengatakan tidak terkejut bila Indonesia, negara jumlah muslim terbesar di dunia, bersedia membuka hubungan dengan Israel lalu DFC menggelontorkan banyak investasi ke negara itu. “Satu atau dua miliar dolar lebih,” tambah dia.
Pemimpin-pemimpin AS dan Israel berharap semakin banyak negara yang bersedia melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Setelah Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko melakukannya dalam beberapa bulan terakhir.
AS juga berharap Oman dan Arab Saudi bergabung dengan negara-negara tetangga mereka itu. Boehler mengatakan dana DFC untuk dua negara itu akan dibatasi karena lembaga tersebut tidak diizinkan berinvestasi langsung ke negara pendapatan tinggi.
Boehler sedang berada di Israel sebagai salah delegasi pemerintahan Donald Trump yang dipimpin menantu presiden, Jared Kushner. Selanjutnya ia akan mengunjungi Maroko.
Boehler mengaku akan membuka cabang pertama Prosper Africa di Afrika Utara. Sebuah inisiatif untuk meningkatkan perdagangan antara AS dan negara-negara Afrika.
Ia mengatakan lembaganya juga akan menjadi bagian dari sindikat utang untuk membantu mendanai pelabuhan terbesar di Israel di utara kota Haifa. Perusahaan-perusahaan AS dan UEA sudah tertarik untuk mengikuti lelang proyek dan Boehler mengatakan ia ingin proses lelang melibatkan orang Amerika atau sekutu seperti UEA.
Presiden terpilih AS Joe Biden yang akan dilantik pada 20 Januari mendatang sudah berjanji mengubah hampir seluruh kebijakan Trump. Boehler mengatakan lembaganya mendapat dukungan bipartisan dari Partai Republik maupun Demokrat. Ia berharap kebijakan-kebijakan DFC dapat berlanjut di Pemerintahan Biden.
“Saya pikir mereka akan ambil apa yang kami lakukan dan melakukannya lebih jauh dan saya berharap mereka melakukannya dan saya akan mendukung mereka,” kata Boehler.