Seorang pekerja kemanusiaan di Gaza mengungkap kesaksian mengejutkan tentang penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi terhadap sandera Palestina di penjara Israel. Moureen Kaki, warga Palestina–Amerika yang memimpin misi medis Glia International di Gaza, mengatakan ia bertemu sekitar 35 sandera Palestina yang dibebaskan Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata baru-baru ini.

Menurut Kaki, semua mantan sandera tersebut memberikan kesaksian serupa: mereka mengalami kekerasan fisik, penyiksaan, dan perlakuan kejam selama dalam tahanan.

Dalam sebuah diskusi daring yang digelar IMEU terkait kesepakatan gencatan senjata, Kaki menyebut setidaknya tiga orang yang ia temui mengalami luka tembak pada titik yang sama di kaki mereka.

“Mereka disiksa dan dipukuli oleh tentara Israel bahkan dua jam sebelum dibebaskan, saat sudah berada di dalam bus menuju Gaza,” kata Kaki.

Ia juga memaparkan kondisi tidak manusiawi yang dialami para tahanan menjelang pembebasan.

“Sejak gencatan senjata diumumkan, sebelum mereka dibebaskan, mereka hanya diberi air toilet untuk diminum dan tidak diberi makan sama sekali,” ujarnya.

Selain kekerasan, para mantan tahanan itu juga menceritakan bentuk ‘penyiksaan ringan’ yang mereka alami, “Mereka dipaksa berlutut atau duduk dalam posisi sangat menyakitkan selama berjam-jam, berhari-hari, tanpa istirahat,” kata Kaki.

Ketika makanan diberikan, jumlahnya sangat minim. “Mereka menyebut satu ‘porsi makan’ hanyalah tiga sendok lentil, tiga sendok kacang arab, atau tiga sendok kacang merah,” katanya.

Kaki menambahkan banyak dari mereka mengalami malnutrisi parah dan penyakit kulit seperti kudis, belum lagi dampak mental yang menurutnya “jauh lebih berat dari yang bisa diceritakan.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here