Media Israel menyoroti tantangan besar yang akan segera dihadapi Tel Aviv menyusul berangkatnya kapal-kapal dalam Flotila Kebebasan yang bertujuan mematahkan blokade terhadap Jalur Gaza.

Kanal 12 Israel menekankan adanya pergerakan cepat di lepas pantai Tunisia, yang akan menjadi titik penting kedua keberangkatan flotila. Dari pelabuhan-pelabuhan Tunisia, kapal-kapal kemanusiaan akan menuju ibu kota Tunis, lalu berangkat bersama puluhan perahu yang membawa ratusan aktivis dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Menurut laporan Israel, rombongan ini akan bergabung dengan kelompok flotila yang telah berangkat dari Barcelona, Spanyol, dengan tekad yang sama: melanjutkan pelayaran menuju Gaza. Kapal-kapal lain juga sudah bertolak dari Italia, dan kemungkinan disusul armada dari Yunani. Targetnya, lebih dari 50 kapal dan perahu akan berlayar serentak menuju pantai Gaza—jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan lebih besar dibanding misi kapal Turki Mavi Marmara.

Media Israel mempertanyakan bagaimana militer akan menghadapi gelombang kapal dalam jumlah masif ini. Tentara Israel menegaskan blokade Gaza tidak akan ditembus, namun muncul tanda tanya apakah angkatan laut mereka akan nekat menghadang flotila di perairan internasional.

Hingga kini, Flotila Sumud Global terus bergerak di Laut Tengah. Sedikitnya 20 kapal telah berangkat dari Barcelona pada Minggu lalu, disusul armada dari pelabuhan Genoa, Italia, pada Senin dini hari. Semua akan bertemu dengan rombongan besar dari Tunisia pada Minggu mendatang, sebelum melanjutkan perjalanan ke Gaza.

Flotila ini merupakan gabungan dari Koalisi Freedom Flotilla, Gerakan Global untuk Gaza, Karavan Sumud, serta organisasi Sumud Nusantara dari Malaysia—sebuah aliansi internasional yang membawa pesan jelas: dunia tidak akan diam terhadap kebijakan kelaparan yang diberlakukan Israel atas rakyat Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here