Ratusan ribu warga Belanda memenuhi jalanan Kota Den Haag pada Ahad waktu setempat (15/6) dalam aksi solidaritas terbesar menentang genosida dan kelaparan yang dilancarkan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Tak hanya aktivis, demonstrasi ini juga diikuti ribuan keluarga bersama anak-anak mereka. Sekitar 150 ribu orang memadati pusat kota, menjadikannya unjuk rasa kedua berskala besar dalam sebulan terakhir. Massa memakai pakaian merah sebagai simbol “bahaya merah”, tanda peringatan atas kebungkaman dunia terhadap agresi brutal Israel.
Mereka membawa spanduk bertuliskan “Bebaskan Palestina dari Sungai hingga ke Laut”, “Hentikan Genosida”, dan “Tegakkan Keadilan”. Suara orasi dan nyanyian perjuangan bergema di depan Mahkamah Internasional, tempat Israel kini sedang digugat atas tuduhan genosida oleh Afrika Selatan.
Para demonstran juga menekan pemerintah Belanda untuk bersuara lantang mengecam pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel. Namun hingga kini, pemerintahan sementara Belanda belum mengeluarkan satu pun kecaman resmi.

Menteri Luar Negeri Kaspar Veldkamp sempat mendesak Uni Eropa pada Mei lalu untuk meninjau ulang kerja sama dengan Israel. Namun arah politik di dalam negeri masih dikuasai oleh Geert Wilders, tokoh anti-Muslim yang berulang kali menunjukkan dukungan tanpa syarat untuk Israel.
Aksi ini menjadi bagian dari gelombang kebangkitan rakyat Eropa yang menyerukan keadilan bagi Palestina. Dua hari sebelumnya, sebanyak 300 ribu orang memenuhi jalanan Roma dengan tuntutan yang sama: hentikan perang, akhiri genosida, bebaskan Gaza.