Segerombolan pemukim ilegal Israel menyerbu Masjid Al-Aqsha dari arah Bab Al-Magharibah, melakukan ritual Talmud dan provokasi di pelataran suci, di bawah pengawalan ketat pasukan Israel pada Senin (28/7). Tak hanya itu, Universitas Al-Quds di Abu Dis, wilayah timur Al-Quds yang diduduki, juga digerebek.
Di saat yang sama, kejahatan brutal meledak di Tepi Barat. Di kota Al-Taybah, tengah malam dijadikan waktu sempurna untuk meneror. Pemukim ekstremis membakar dua mobil milik warga Palestina, mencoret-coret tembok rumah dengan slogan rasis dan ancaman maut. Pendudukan Israel lalu masuk dengan kendaraan militer, menyusul kekacauan yang telah dirancang.
Ini bukan insiden pertama. Pada 4 Juni, para pemukim membangun pos pemukiman ilegal baru di atas reruntuhan rumah keluarga Palestina yang digusur paksa tahun lalu. Sepekan kemudian, tepatnya 7 Juli, mereka membakar area dekat gereja dan pemakaman Saint George yang bersejarah, memantik kemarahan dunia Kristen dan diplomatik.
Pada 14 Juli, para Patriark dan diplomat dari lebih dari 20 negara Arab dan Barat datang ke Al-Taybah sebagai bentuk solidaritas dan kecaman terhadap meningkatnya serangan terhadap gereja-gereja dan situs suci.

Sementara itu, penculikan massal oleh tentara Israel terus berlangsung. Di Hebron, mereka menangkap dua warga, Saddam Al-Salamīn dari Samu’ dan Khalil H. Hamdan dari Bani Na’im, setelah rumah mereka digerebek dan mereka dipukuli secara brutal. Penjajah juga memperketat blokade kota dengan pos-pos militer, beton raksasa, dan tumpukan tanah.
Di kota Azzun, Qalqilya, tiga warga Palestina (Yamen Bassam Salim, Sa’id Mazid Salim, dan Ayham Bilal Ghanawi) diculik setelah rumah mereka digeledah dan isinya diacak-acak. Malam sebelumnya, pasukan Zionis juga menyerbu Qalqilya dari sisi timur, menyebar ke berbagai sudut kota.
Penculikan berlanjut ke Ramallah dan Al-Bireh. Tiga warga ditangkap, dua di kota Al-Bireh dan satu lagi dari desa Al-Mazra’ah Al-Gharbiyya. Rumah mereka tak luput dari penggeledahan dan perusakan. Di Beit Lahm, empat warga Palestina ditangkap setelah pasukan Israel menyerbu kawasan padat penduduk, termasuk Jalan Al-Saff dan pemukiman Al-Ubaydi.
Di kota Al-Khader, selatan Beit Lahm, rumah-rumah penduduk digerebek, diperiksa, dan dihancurkan isinya.
Semua ini bukan sekadar tindakan represif. Ini adalah sistematisasi teror yang terus menerus: penghinaan terhadap tempat suci, penculikan warga sipil, pembakaran, dan pengusiran. Dunia menonton. Namun di tanah ini, rakyat Palestina tak punya kemewahan untuk sekadar menonton, mereka terus bertahan.