Rezim penjajah kembali menancapkan kuku kekuasaannya di Gaza. Kali ini, mereka membelah Kota Khan Younis menjadi dua bagian (timur dan barat) melalui koridor militer baru sepanjang 15 kilometer bernama “Magen Oz”, yang diumumkan secara resmi pada Juli 2025.

Koridor ini terhubung langsung dengan jalur militer “Morag” yang memisahkan Khan Younis dan Rafah. Tujuannya jelas: membentangkan pagar besi pemisah, membungkam perlawanan, dan mencengkram Gaza lewat skema isolasi total.

Arti Nama: Bukan Sekadar Nama

Nama “Magen Oz” berasal dari bahasa Ibrani. “Magen” berarti tameng atau perisai, sementara “Oz” berarti kekuatan atau keteguhan. Sebuah nama yang bukan hanya simbolis, tapi juga menyiratkan ambisi militer dan dominasi.

Letak Strategis: Jantung Selatan Gaza

Terletak di selatan Jalur Gaza, koridor ini memisahkan wilayah timur dan barat Khan Younis dan terhubung ke koridor militer lainnya. Jalur ini dibuka usai penghancuran masif kawasan pemukiman yang memaksa ribuan warga mengungsi secara brutal.

Tujuan Utama: Mengisolasi dan Mengendalikan Gaza

Menurut militer Israel, “Magen Oz” adalah bagian penting dari operasi militer untuk mengepung Gaza secara geografis dan memecahnya ke dalam zona-zona tertutup secara keamanan. Tujuannya: memotong jalur komunikasi antar wilayah dan mengekang ruang gerak para pejuang Palestina.

Media Israel menyebut, koridor ini bukan sekadar alat militer, tetapi bagian dari taktik tekanan terhadap Hamas dalam isu pertukaran tawanan dan upaya gencatan senjata.

Politik Pendudukan Berkedok “Zona Aman”

Koridor ini diumumkan bersamaan dengan dimulainya kembali perundingan gencatan senjata dan tukar tawanan. Hamas menilai jalur ini adalah bagian dari strategi Israel untuk menguatkan cengkeraman penjajahan di Gaza.

Sebelumnya, Israel juga telah membangun koridor militer seperti “Netzarim” dan “Philadelphi”, serta merebut kendali atas perlintasan Rafah—semuanya disertai pembantaian besar-besaran terhadap warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Tak sedikit warga yang tewas saat mencoba melintasi jalur-jalur ini demi mencari keselamatan.

Kritik Hamas: “Ini Bukan Manuver Militer, Tapi Pencitraan”

Menurut juru bicara Hamas, Bassem Naim, koridor ini hanyalah kelanjutan dari kontrol militer yang sudah hampir mutlak di Gaza. Ia menyebut, Israel bahkan tidak memberikan peta posisi pasukannya kepada mediator internasional, termasuk terkait jalur “Magen Oz”. Naim menegaskan bahwa Israel hanya ingin memperpanjang waktu, memoles citranya di dalam negeri, dan meredam tekanan dunia.

Sebuah Skema Penggusuran Sistematis

Pada 16 Juli 2025, media Israel melaporkan bahwa militer telah membuka jalur “Magen Oz” dengan dukungan Brigade Tank 188 dan Brigade Infanteri Golani. Selama operasi, pasukan Israel menghancurkan infrastruktur di sisi timur dan mengklaim membunuh sejumlah anggota Hamas.

Namun lebih dari itu, koridor ini diyakini merupakan langkah awal menuju realisasi proyek “Kota Kemanusiaan” yang digagas Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz. Proyek ini secara tersirat akan memindahkan 600.000 warga Gaza ke zona tertentu di selatan, seolah menjadi “tempat perlindungan”, padahal justru mengukuhkan skenario pemindahan paksa dan penguasaan tanah secara paksa.

Apa yang disebut “Magen Oz” hanyalah nama lain dari penjajahan sistematis dan pemisahan geografis yang semakin mengurung warga Gaza. Di balik klaim keamanan dan kontrol militer, tersembunyi agenda pengosongan wilayah dan penghapusan eksistensi rakyat Palestina dari tanah mereka sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here