Sebuah video yang beredar luas di media sosial memicu kemarahan besar di kalangan warga Palestina ’48—yakni warga Arab yang tinggal di wilayah pendudukan Israel sejak 1948. Dalam video tersebut, sejumlah warga Israel terekam merayakan jatuhnya rudal Iran di kota Arab Tamra, wilayah utara Galilea, dengan sorakan rasis dan nada menghina.
Dalam rekaman itu, tampak sekelompok pria berbahasa Ibrani bersorak kegirangan saat melihat rudal menghantam wilayah Arab, sambil berteriak: “Biar desa kalian terbakar!” Mereka terdengar tertawa dan bertepuk tangan, meski wajah mereka tak terlihat jelas di kamera.
Media Israel Yedioth Ahronoth mengkonfirmasi kemarahan luas yang meledak di kalangan warga Arab usai video itu menyebar.
“Mereka mendokumentasikan diri mereka sambil bernyanyi: ‘Biar desa kalian terbakar’, saat roket jatuh di Tamra,” tulis laporan harian itu.
“Kalau yang Rayakan Orang Arab, Sudah Ditangkap Dalam Hitungan Menit”
Kemarahan publik Arab meningkat, terlebih karena aparat Israel terkesan lamban menindak pelaku. Seorang pejabat kepolisian yang tak disebut namanya mengatakan kepada media, “Kami belum bisa memastikan apakah pelaku bisa diidentifikasi karena wajah mereka tidak terlihat.
“Namun, warga Arab Israel menanggapi keras. Ahmad Al-Khatib, warga Deir Hanna yang berada dekat lokasi kejadian menyatakan, “Kalau yang bersorak itu warga Arab, pasti sudah ditangkap dalam hitungan jam, bahkan menit. Dan seluruh media akan membicarakannya. Tapi karena pelakunya Yahudi, semuanya jadi berbeda.”
Marwa Masaura, warga Wadi Ara, menambahkan: “Saya syok. Ini bukan hanya penghinaan bagi warga Tamra, tapi untuk semua warga Arab. Kalau polisi punya sedikit kehormatan, mereka seharusnya langsung bertindak.”
Ia menyebut insiden ini sebagai ujian serius terhadap kesetaraan hukum di Israel.
Wajah Diskriminasi: Arab Israel Masih Jadi Kelas Dua
Warga Arab yang tinggal di Israel, sekitar 20% dari total populasi Israel, sering kali mengeluhkan perlakuan diskriminatif dari institusi negara. Kasus ini memperkuat narasi bahwa rasisme masih dilegalkan secara diam-diam dalam sistem hukum dan penegakan Israel.
Insiden ini terjadi di tengah memanasnya konflik regional. Jumat dini hari lalu, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Iran dalam operasi yang diberi nama “Singa yang Bangkit”, menargetkan fasilitas nuklir, pangkalan militer, dan tokoh penting militer Iran. Aksi ini didukung diam-diam oleh Amerika Serikat.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan balik dengan delapan gelombang rudal balistik dan drone ke wilayah Israel. Hingga Minggu pagi, serangan ini telah menewaskan setidaknya 13 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya, serta menyebabkan kerusakan parah pada bangunan dan kendaraan.
Sumber: Anadolu, Yedioth Ahronoth