Kapal “Madelin” yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza akhirnya tiba di Pelabuhan Asdod, Senin malam (2/6), setelah dicegat dan dikuasai oleh pasukan laut Israel. Otoritas setempat menyatakan para aktivis di kapal itu akan dipindahkan ke fasilitas penahanan untuk kemudian dideportasi dari Israel.
Menurut laporan kantor berita Associated Press, kapal dikawal kapal-kapal militer Israel selama sekitar 18 jam. Sumber militer mengungkapkan kapal diambil alih saat masih berada di perairan internasional oleh pasukan komando angkatan laut Israel.
Media Israel menyebut kapal itu akan segera merapat di Asdod, sementara pihak penjara Israel telah menyiapkan sel-sel khusus di Penjara Giv’on, Kota Ramla, untuk para aktivis. Mereka akan dibawa dengan kendaraan tertutup demi menghindari sorotan publik.
Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, mengklaim pengambilalihan kapal berlangsung “dengan lancar tanpa korban luka” dan menyatakan para penumpang akan dipulangkan “secepat mungkin”. Namun, organisasi HAM “Adalah” menyebut kapal dan awaknya masih berada di tengah laut dan sedang ditarik secara paksa menuju Israel.
Kapal “Madelin” merupakan bagian dari armada sipil internasional Freedom Flotilla yang berupaya menembus blokade Gaza. Di dalamnya terdapat 12 aktivis dari berbagai negara yang membawa bantuan kemanusiaan. Salah satu di antaranya adalah aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg.
Tanggapan Dunia: Kecaman dan Tuntutan Pembebasan
Aksi penyergapan kapal memicu kecaman luas. Pemerintah Spanyol memanggil pejabat Kedutaan Israel di Madrid, sementara Prancis, Inggris, dan Irlandia menyuarakan protes keras atas tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional.
Parlemen Eropa turut menyoroti nasib salah satu anggotanya, Rima Hassan, yang ikut dalam pelayaran. Mereka mendesak Israel menjamin keselamatan semua peserta. Pemerintah Turki mengecam keras tindakan tersebut, menyebutnya sebagai “bukti nyata Israel adalah negara teroris.”
Iran menyamakan aksi Israel dengan “pembajakan laut.”Amnesty International menyatakan pengambilalihan kapal “Madelin” sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, sementara Koalisi Internasional untuk Membebaskan Gaza menyebutnya sebagai “terorisme negara.”
Hamas: Ini Terorisme, Dunia Harus Bergerak
Gerakan Hamas menyebut aksi Israel sebagai “terorisme negara” dan mengutuk penahanan terhadap relawan kemanusiaan yang hanya membawa pesan solidaritas. Hamas mendesak pembebasan segera semua aktivis dan menyerukan dunia internasional untuk bergerak mematahkan blokade.
Kelompok Jihad Islam Palestina menyatakan tindakan Israel sebagai “pembajakan internasional,” menambah deretan pelanggaran Israel dalam perang genosida di Gaza.
Sementara itu, jaringan Al Jazeera menyampaikan keprihatinan atas nasib jurnalisnya, Omar Fayad, yang berada di atas kapal dan sempat melaporkan secara langsung sebelum komunikasi terputus. Mereka menuntut tanggung jawab penuh dari Israel atas keselamatan kru.