Militer Israel meningkatkan serangan artileri di berbagai wilayah di Gaza. Sementara itu, para pengungsi menghadapi kondisi tragis akibat dampak badai yang melanda wilayah tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan penghentian serangan terhadap rumah sakit dan pembebasan Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Husam Abu Safiya.
Di Gaza Utara, kendaraan militer Israel membombardir sejumlah lokasi, termasuk daerah Shafatawi, Jabalia Nazla, dan Kamp Jabalia. Serangan ini disertai peluncuran bom penerangan secara intensif, serta ledakan besar akibat penghancuran bangunan tempat tinggal di wilayah utara.
Reporter Al Jazeera melaporkan bahwa serangan artileri Israel terus berlangsung di wilayah Gaza Utara, dengan fokus utama di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan, yang telah dibakar oleh pasukan pendudukan dua hari lalu.
Di Kota Gaza, artileri Israel menyerang kawasan Zaitun di selatan kota dan menembakkan roket ke arah pengungsi yang meninggalkan Kamp Jabalia menuju pusat kota Gaza. Wilayah barat laut Kota Gaza, Zaitun, dan Sabra juga menjadi sasaran serangan artileri sporadis.
Saksi mata melaporkan bahwa drone Israel jenis quad-copter menembaki area sekitar Apotek Ibn Al-Haytham di Jalan Jala, barat laut Kota Gaza.
Serangan di Tengah Gaza dan Selatan
Di wilayah tengah Gaza, saksi mata melaporkan serangan artileri di barat laut Kamp Nuseirat, yang diiringi tembakan acak dari helikopter dan kendaraan militer Israel, mengakibatkan seorang warga Palestina terluka.
Di wilayah selatan, angkatan laut Israel membombardir daerah Mawasi di barat Kota Rafah, sementara bagian barat laut kota tersebut juga menghadapi serangan artileri besar-besaran.
“Rumah Sakit Jadi Medan Perang”
Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa rumah sakit di Gaza telah menjadi medan pertempuran, dengan sistem kesehatan berada dalam ancaman serius. Ia menyerukan penghentian serangan terhadap rumah sakit dan pembebasan Dr. Husam Abu Safiya, yang ditangkap setelah serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan.
Tedros menambahkan bahwa pasien dalam kondisi kritis telah dipindahkan ke Rumah Sakit Indonesia, yang kini tidak berfungsi. Empat pasien dilaporkan ditangkap oleh militer Israel selama proses evakuasi.
Tedros juga mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Al-Ahli dan Rumah Sakit Al-Wafa di Kota Gaza mengalami kerusakan akibat serangan. Ia mendesak penghentian perang dan meminta Israel menghormati kebutuhan serta hak pasien.
Juru bicara WHO, Margaret Harris, kembali menyerukan perlindungan terhadap rumah sakit di Gaza. Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, ia mengatakan bahwa upaya WHO untuk menjaga sistem kesehatan di Gaza telah gagal.
Harris menambahkan bahwa pemindahan pasien dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke Rumah Sakit Indonesia hanyalah tindakan darurat, karena fasilitas tersebut kekurangan peralatan medis dan tenaga ahli.
Krisis Para PengungsiDi tengah serangan dan kehancuran, Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa tujuh pengungsi tewas akibat cuaca dingin ekstrem dan badai salju. Jumlah korban diperkirakan meningkat karena kondisi yang semakin memburuk.
Pemerintah Kota Gaza menyatakan bahwa ribuan pengungsi Palestina hidup dalam kondisi mengenaskan akibat badai yang disertai hujan lebat dan angin kencang, di tengah kurangnya fasilitas serta tempat penampungan yang memadai.
Juru bicara Pemerintah Kota Gaza, Asim An-Nabeeh, mengatakan bahwa para pengungsi sangat menderita karena tenda-tenda mereka terendam air hujan. Kerusakan besar pada jaringan pembuangan air limbah dan saluran air semakin memperparah situasi.
Ia mengungkapkan bahwa semua stasiun dan pompa air limbah rusak, mencakup 175.000 meter jaringan pembuangan air dan 15.000 meter jaringan drainase hujan di Kota Gaza.
An-Nabeeh meminta organisasi internasional untuk segera turun tangan guna meringankan penderitaan warga Gaza dan menyediakan layanan dasar di tengah kondisi yang sangat sulit ini.
Sumber: Al Jazeera