Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menegaskan bahwa pendudukan Israel sedang memainkan propaganda licik dengan menyebar berita palsu demi menekan perlawanan Palestina dan mengaburkan kejahatan perangnya terhadap rakyat Gaza.

Sami Abu Zuhri, Kepala Biro Politik Hamas di luar negeri, menepis kabar yang menyebutkan bahwa pihaknya bersedia membebaskan sembilan tawanan Israel dengan imbalan gencatan senjata dua bulan. “Itu hoaks yang sengaja disebar untuk mengacaukan opini publik,” tegas Abu Zuhri dalam wawancaranya dengan TV Al-Aqsa.

Ia mengungkap bahwa justru pihak Hamas yang lebih dulu mengambil langkah positif dengan menyerahkan tentara Israel Idan Alexander guna membuka jalan menuju kesepakatan damai. Namun, “Pemerintah AS justru mengabaikan inisiatif ini,” kata Abu Zuhri kecewa.

Abu Zuhri menegaskan bahwa Hamas tak akan menyerahkan para tawanan selama penjajah masih melanjutkan agresinya ke Gaza. “Kami siap membebaskan semuanya sekaligus, asal Israel berhenti menyerang dan ada jaminan internasional yang jelas,” ujarnya.

Perlawanan Masih Kuat, Meski Dunia Diam

Meski terus dibombardir, Abu Zuhri menyatakan bahwa kekuatan perlawanan masih dalam kondisi baik. “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal masa depan perlawanan. Operasi kami masih berjalan meski senjata kami jauh lebih sederhana dibanding militer penjajah,” katanya.

Amerika-Israel Tetap Mengunci Gaza

Di sisi lain, Amerika dan Israel terus menekan agar Hamas membebaskan semua tawanan. Adam Boehler, utusan AS untuk urusan tawanan, dengan gamblang menyatakan bahwa satu-satunya cara menghentikan bom adalah dengan “kekuatan dan tekanan”.

Negosiasi terbaru di Doha berlangsung berbarengan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke wilayah Timur Tengah, mencakup Arab Saudi, Qatar, dan UEA.

Namun pemerintah Netanyahu tetap bersikeras. Dalam pernyataan resminya, ia menuntut pembebasan semua tawanan, pengusiran total pejuang Hamas dari Gaza, dan demiliterisasi penuh wilayah tersebut—sebelum bisa bicara damai.

Di pihak lain, Hamas menyatakan terbuka untuk membebaskan semua tawanan dalam satu kesepakatan, asalkan Israel berhenti menyerang, menarik pasukannya dari Gaza, dan mendukung rekonstruksi wilayah yang hancur.

Genosida Terus Berlanjut di Bawah Payung Amerika

Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan penuh Amerika terus melancarkan genosida di Gaza. Lebih dari 174.000 warga Palestina gugur atau terluka—mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 11.000 lainnya hilang tanpa kabar, dan ratusan ribu warga terusir dari rumah mereka.

Sementara dunia diam, Gaza terus berdarah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here