Pakar militer, Mayor Jenderal Fayez Duwairi, menilai insiden terbaru yang menimpa pasukan Israel di Gaza menegaskan buruknya kinerja perwira lapangan militer Israel. Ia menyebut, apa yang terjadi hari ini hanyalah satu dari serangkaian kegagalan yang akan terus berulang.
Insiden yang dimaksud terjadi di Rafah, selatan Jalur Gaza, di mana sebuah rumah meledak saat dimasuki pasukan dari Brigade Golani—unit elite militer Israel. Media Israel melaporkan sejumlah tentara tewas dan lainnya terluka, beberapa dalam kondisi kritis. Beberapa masih terjebak di bawah reruntuhan.
Dalam analisisnya terhadap kondisi medan tempur di Gaza, Duweri menegaskan bahwa wilayah-wilayah seperti Rafah sebenarnya telah berulang kali disusupi pasukan Israel, bahkan diklaim telah “dibersihkan” dari perlawanan.
Namun fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya: para pejuang masih bertahan dan melawan dengan efektivitas tinggi.
“Ini adalah taktik perang gerilya,” kata Duweri, “di mana para pejuang menyiapkan jebakan berdasarkan prediksi pergerakan pasukan musuh. Dan para perwira Israel—lagi-lagi—gagal membaca pola ini.”
Ia menambahkan bahwa ketidakmampuan ini muncul akibat ketergantungan Israel pada keunggulan teknologi dan serangan udara, sementara pelatihan tempur darat justru diabaikan.
Akibatnya, banyak perwira yang tidak siap menghadapi skenario perang medan dekat dan jatuh ke dalam perangkap yang sama berulang kali.
Operasi Besar Al-Qassam
Beberapa saat sebelum media Israel mengonfirmasi insiden besar ini, Brigade Al-Qassam—sayap militer Hamas—mengumumkan telah menyerang pasukan Israel yang berjumlah 12 orang. Pasukan itu diketahui sedang menyiapkan bahan peledak di sebuah rumah di kawasan persimpangan Al-Fida’i, timur Rafah.
Menurut pernyataan resmi Al-Qassam, mereka menembakkan dua roket anti-personel dan anti-tank ke arah pasukan tersebut, yang memicu ledakan besar dan membuat bangunan runtuh di atas mereka.
Media Israel sempat menggambarkan kejadian itu sebagai “insiden besar” yang menimpa Brigade Golani. Sensor militer Israel langsung memberlakukan larangan penyiaran detail kejadian, namun Al Jazeera menayangkan gambar helikopter Israel yang tampak dikerahkan untuk mengevakuasi tentara luka dari lokasi.
Beberapa situs Israel juga melaporkan bahwa sebelum insiden, sejumlah pejuang terlihat keluar dari rumah tersebut. Ketika pasukan Israel masuk untuk memeriksa, bangunan langsung meledak dan runtuh menimpa mereka.
Sejauh ini, setidaknya lima tentara dilaporkan terluka, sementara jumlah korban tewas belum bisa dipastikan karena masih banyak yang tertimbun puing.