Tepi Barat kembali memanas. Kamis (24/4), pasukan Israel Israel melukai sejumlah warga Palestina dalam serangkaian serbuan ke kota-kota dan kamp-kamp pengungsi di wilayah jajahan. Di saat yang sama, 91 pemukim ekstremis menyerbu kompleks suci Masjid Al-Aqsha, melanjutkan pola provokasi harian yang berlangsung setiap siang dan malam, kecuali Jumat dan Sabtu.
Di Nablus, tim medis Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan tiga korban luka, termasuk seorang anak, terkena peluru tajam saat pasukan Israel menyerbu Kamp Balata. Namun yang lebih menyakitkan, ambulans dilarang mendekat oleh tentara yang menguasai lokasi.
Masih di kamp itu, seorang pemuda Palestina ditangkap usai dianiaya brutal oleh pasukan penjajah, dengan dalih sebagai buronan. Seorang ibu dan anaknya juga ikut digelandang.
Tak jauh dari situ, kamp Qalandiya di utara Al-Quds turut digempur. Sumber-sumber lokal melaporkan tentara Israel meninggalkan coretan-coretan tanda dan angka di dinding rumah warga, serta mengukur beberapa ruas jalan, indikasi pengintaian untuk operasi lebih besar.
Teror dan Penahanan Massal
Di selatan Tulkarm, seorang pemuda Palestina ditembak dari jarak dekat saat berada di dalam mobilnya. Ia lalu diseret dan dianiaya sebelum dilarang mendapatkan bantuan medis. Mobilnya disita dan ia dibawa ke lokasi yang belum diketahui.
Sementara di wilayah Bethlehem, suara tembakan membahana dari arah Kamp Dheisheh. Tentara Israel melepaskan peluru secara acak saat menggempur permukiman warga. Penembak jitu disebar di atap-atap rumah.
Kamp Al-Aroub pun turut digempur, menyusul serbuan ke pusat kota Bethlehem.
Di kota kecil Za’tara, pasukan pendudukan merobohkan sebuah rumah dengan dalih “tanpa izin bangunan.”
Unit pembongkaran tiba pagi hari, mengepung rumah, dan langsung melakukan eksekusi pembongkaran.Di Hebron, seorang pemuda dipukuli dengan popor senjata di gerbang Desa Qilqis.
Luka di kepalanya jadi saksi bisu kekejaman. Warga lainnya dipaksa antre dalam barisan panjang hanya untuk melewati gerbang desa yang telah ditutup selama 18 bulan terakhir.
Pemukim Serbu, Warga Jadi SasaranTeror tak hanya datang dari militer. Kelompok pemukim ekstremis menyerang Desa Kifl Haris, barat laut Salfit, saat mereka melakukan ritual Talmud.
Dalam video yang beredar, mereka merusak jendela rumah dan mobil warga.
Kifl Haris dikenal sebagai salah satu desa yang paling sering menjadi sasaran kekerasan pemukim. Rumah-rumah dirusak, ladang dirampas, dan wilayah desa terus digusur demi perluasan permukiman ilegal.
Sejak 21 Januari lalu, militer Israel melanjutkan agresinya di seluruh kamp dan kota di utara Tepi Barat. Dalam waktu bersamaan dengan genosida di Gaza, kekerasan di Tepi Barat juga meningkat drastis.
Data Palestina mencatat lebih dari 956 warga syahid dan hampir 7.000 lainnya luka-luka sejak agresi dimulai. Tak hanya itu, 16.400 lebih penangkapan telah dilakukan, sebagian besar tanpa proses hukum yang adil.