Kolonel Hatem Karim Al-Falahi, pakar militer dan strategi, menyatakan, operasi militer yang dilancarkan oleh tentara Israel di utara dan selatan Jalur Gaza bertujuan untuk menekan faksi-faksi pejuang Palestina agar menyerah dan sekaligus memaksa warga sipil meninggalkan wilayah mereka.
Dalam analisisnya terhadap situasi militer di Gaza, Al-Falahi mengungkapkan bahwa pasukan pendudukan Israel telah menguasai area yang dikenal sebagai poros “Morag” di selatan Gaza dan kini meningkatkan serangan di bagian utara. Ia menegaskan bahwa tujuan utama dari operasi ini adalah untuk memaksa warga sipil mengungsi lewat serangan udara dan tembakan artileri.
Israel juga mengerahkan pasukan ke arah Jalan Salahuddin, jalur utama yang membelah Gaza dari utara ke selatan, dalam upaya mendorong penduduk ke arah pantai dan wilayah lain di dalam Gaza.
Al-Falahi menambahkan, wilayah yang mulai dikuasai tentara Israel mencakup area yang sangat luas, termasuk Rafah di bagian selatan dan zona penyangga yang mereka bentuk.
Menanggapi klaim Israel bahwa kota Rafah kini telah terkepung dan rencana untuk memasukkannya ke dalam zona penyangga, Al-Falahi menjelaskan bahwa Israel tengah berupaya menguasai sebanyak mungkin wilayah. Mereka mengepung, lalu secara bertahap merebut dan menguasainya, sebelum melancarkan operasi pencarian terowongan bawah tanah.
Menurutnya, kota Rafah kini dipandang sebagai kawasan strategis oleh Israel, terutama terkait dengan koridor Philadelphia. Israel pun disebut sengaja mendorong warga Rafah ke arah Khan Younis guna memberi tekanan terhadap para pemimpin perlawanan, khususnya di tengah negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan.
Sebelumnya, militer Israel mengumumkan telah memperluas operasi militernya di dua distrik Kota Gaza, yakni Al-Daraj dan Al-Tuffah, dengan tujuan memperluas zona penyangga dan menguasai wilayah tambahan.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan operasi militer akan diperluas secara signifikan dalam waktu dekat ke berbagai wilayah lain di Jalur Gaza.
Pesan yang TegasSementara itu, Brigade Al-Qassam—sayap militer Hamas—mengumumkan telah menembakkan sejumlah roket jarak pendek ke arah permukiman Israel Nir Yitzhak di sekitar Gaza. Militer Israel mengklaim sistem pertahanan udara Iron Dome berhasil mencegat tiga roket tanpa menyebabkan korban.
Menanggapi hal tersebut, Kolonel Al-Falahi mengatakan bahwa meskipun jumlah dan dampaknya terbatas, serangan roket itu membawa pesan jelas bahwa kelompok perlawanan masih memiliki kemampuan tempur. Ia menegaskan bahwa strategi utama perlawanan belum benar-benar ditunjukkan dalam menghadapi agresi Israel.
Sumber: Al Jazeera