Otoritas Palestina menyerukan penyelidikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas “kejahatan eksekusi” yang dilakukan terhadap para tahanan di penjara-penjara Israel.

Palestina memperingatkan adanya “eskalasi berbahaya” dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap para tahanan.

Seruan ini muncul setelah lembaga-lembaga Palestina melaporkan bahwa jumlah kematian yang diketahui di dalam penjara Israel telah meningkat menjadi 59 orang, menyusul pengumuman kematian seorang tahanan dari Gaza.

Pada Senin (24/2/2025), Otoritas Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina (lembaga pemerintah) serta Klub Tahanan Palestina (lembaga independen) dalam pernyataan bersama mengumumkan bahwa Mus’ab Haniyah (35 tahun), seorang tahanan dari Gaza, telah gugur syahid di penjara Israel pada 5 Januari 2025.

Menurut kedua lembaga tersebut, Haniyah ditangkap di Kota Hamad, Khan Younis, pada 3 Maret 2024. Keluarganya menegaskan bahwa sebelum ditangkap, ia tidak memiliki riwayat masalah kesehatan.

Mereka juga menjelaskan bahwa dengan gugurnya Haniyah, jumlah syuhada di antara para tahanan Palestina di penjara Israel sejak dimulainya genosida pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 59 orang—jumlah ini hanya mencakup mereka yang identitasnya telah diketahui. Dari total tersebut, sedikitnya 38 orang berasal dari Gaza.

Peringatan atas Eskalasi Penyiksaan

Kementerian Luar Negeri Palestina mengungkapkan keprihatinan mendalam atas meningkatnya jumlah syuhada di kalangan tahanan, terutama dari Gaza.

Kementerian menyebut tindakan yang terjadi di penjara-penjara Israel sebagai “eskalasi berbahaya dalam agresi pendudukan serta kampanye penyiksaan brutal yang belum pernah terjadi sebelumnya,” khususnya terhadap ribuan tahanan yang keberadaan dan nasibnya belum diumumkan oleh otoritas Israel.

Palestina menuntut agar Komisi Penyelidikan PBB yang dibentuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia diberi akses penuh untuk menyelidiki kejahatan eksekusi terhadap tahanan di penjara Israel, yang menurut mereka merupakan pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa.

Pemerintah Palestina juga menyatakan bahwa mereka terus memantau kondisi para tahanan melalui komunikasi dengan komunitas internasional dan negara-negara terkait.

Mereka menyerukan organisasi kemanusiaan dan hukum internasional untuk segera bertindak melindungi para tahanan dan memaksa Israel memenuhi kewajibannya terhadap mereka.

Ratusan Tahanan Gugur dalam Penjara IsraelMenurut data yang dirilis oleh Otoritas Urusan Tahanan dan Klub Tahanan Palestina, jumlah syuhada dari kalangan gerakan perlawanan yang identitasnya telah diketahui sejak 1967 kini mencapai 296 orang, sementara puluhan tahanan dari Gaza masih berada dalam kondisi penghilangan paksa.

Sebelumnya, Klub Tahanan Palestina melaporkan bahwa lebih dari 10 ribu warga Palestina masih berada di penjara pendudukan Israel, tanpa mencakup seluruh tahanan dari Gaza. Ratusan di antara mereka disebut-sebut mengalami penghilangan paksa tanpa informasi jelas mengenai keberadaan mereka.

Sejak 1967 hingga akhir 2022, tercatat 233 tahanan Palestina gugur di dalam penjara Israel, menurut data yang dikumpulkan oleh Klub Tahanan Palestina.

Genosida Gaza: 160 Ribu Korban dalam Dukungan AS

Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, yang telah menewaskan dan melukai sekitar 160 ribu warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Selain itu, lebih dari 14 ribu orang dinyatakan hilang.

Pada 19 Januari 2025, gencatan senjata mulai berlaku bersamaan dengan perjanjian pertukaran tahanan yang terdiri dari tiga tahap, masing-masing berlangsung selama 42 hari. Pelaksanaan tahap kedua akan dinegosiasikan setelah tahap pertama selesai, dengan mediasi Mesir dan Qatar serta dukungan Amerika Serikat.

(Sumber: Kantor Berita Anadolu)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here