Seorang warga Palestina gugur syahid dan puluhan lainnya terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Tepi Barat. Tentara Israel kembali menyerbu Nablus, sementara tank-tanknya berpatroli di kamp pengungsi Jenin dalam eskalasi serangan yang telah berlangsung selama berminggu-minggu.
Sumber medis Palestina melaporkan bahwa seorang pemuda gugur akibat luka tembak yang dideritanya di Nablus. Sebanyak 30 orang lainnya, termasuk seorang bayi, terluka dalam bentrokan sengit antara warga Palestina dan pasukan pendudukan setelah Israel menyerbu wilayah barat kota tersebut.
Pada Selasa, tentara Israel kembali menyerbu Nablus dari berbagai arah, hanya beberapa jam setelah menarik diri dari kota itu. Kawasan barat kota tua Nablus dipenuhi kendaraan militer dan pasukan pendudukan yang melakukan penyisiran besar-besaran.
Pasukan Israel juga menargetkan jurnalis dan tim medis di sekitar kota tua dengan tembakan gas air mata.
Pada Selasa dini hari, pasukan pendudukan menyerbu beberapa lingkungan di Nablus, menggeledah toko-toko sebelum akhirnya mundur.
Di Kota Tubas, utara Tepi Barat, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa seorang warga Palestina penyandang disabilitas terluka akibat serangan pisau oleh pemukim Yahudi.
Sumber Al Jazeera juga melaporkan bahwa pasukan Israel menyerbu Kota Yatta di selatan Hebron dan menangkap seorang warga Palestina. Selain itu, mereka juga menyerang Kamp Fawwar dan Beit Ummar di Hebron.
Sebanyak 11 warga Palestina ditangkap di Tepi Barat saat berada di Al-Quds (Yerusalem) dengan dalih bekerja tanpa izin.
Dalam perkembangan lain, tentara Israel mengklaim telah menangkap sebuah kelompok bersenjata di Kota Qabatiya yang disebut sedang merencanakan serangan besar.
Tank-Tank Israel Sebar Teror di Jenin
Di Jenin, tank-tank Israel berpatroli di jalan-jalan kamp pengungsi sebagai bagian dari serangan yang telah berlangsung selama berminggu-minggu. Pasukan pendudukan terus membakar rumah-rumah warga dan mengusir penduduk dari tempat tinggal mereka.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan tank-tank Israel bergerak di daerah Hay al-Jabariyat dan Jabal Abu Dhahir, dengan laras meriam mereka diarahkan ke rumah-rumah warga.
Pasukan pendudukan juga mengerahkan lebih banyak bala bantuan ke Kota Jenin dan kamp pengungsinya. Serangan ke wilayah ini kini memasuki hari ke-36 tanpa henti.
Media Palestina melaporkan bahwa kendaraan militer Israel telah mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin, sementara pasukan pendudukan menyerbu fasilitas medis tersebut.
Pasukan pendudukan memberlakukan blokade ketat di kamp Jenin, terus melakukan penghancuran rumah dan pembunuhan warga Palestina.
Gambar yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan pasukan pendudukan membakar lebih banyak rumah di kamp Jenin, semakin memperburuk penderitaan penduduk.
Secara bersamaan, pasukan Israel melancarkan penggerebekan di Jenin dan kota Zababdeh di selatan, menangkap sejumlah pemuda Palestina.
Sejauh ini, agresi Israel di Jenin telah menewaskan 27 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya, serta menyebabkan sebagian besar penduduk kamp terpaksa mengungsi.
Dua hari lalu, Israel mengerahkan tank-tanknya ke sekitar Kota Jenin untuk pertama kalinya sejak Operasi “Perisai Pelindung” pada 2002.
Serangan terhadap Jenin merupakan bagian dari agresi yang lebih luas di Tepi Barat utara, mencakup kamp pengungsi di Tulkarm, Nablus, dan Tubas, yang menyebabkan puluhan ribu warga Palestina kehilangan tempat tinggal.
Pengusiran Massal dan Pengerahan Militer Tambahan
Sumber Palestina melaporkan bahwa Israel terus mengirim bala bantuan ke wilayah Tulkarm.
Pasukan pendudukan juga memaksa warga Kamp Nur Shams di Tulkarm untuk meninggalkan rumah mereka.
Ketua Komite Rakyat di kamp tersebut mengatakan bahwa Israel telah mengusir sebagian besar keluarga, menghancurkan rumah-rumah, dan merusak infrastruktur kamp.
Wakil Gubernur Tulkarm, Faisal Salama, mengungkapkan bahwa serangan Israel yang telah berlangsung selama 30 hari di Kamp Nur Shams menyebabkan 12 ribu warga Palestina mengungsi.
Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, sebelumnya menyatakan bahwa 40 ribu warga dari kamp Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams telah “dievakuasi.”
“Tahap Penggerebekan”
Harian Yedioth Ahronoth melaporkan pada Selasa bahwa militer Israel telah menyelesaikan apa yang disebutnya sebagai “tahap terkuat” dari operasinya di Tepi Barat utara dan kini memasuki “tahap penggerebekan.”
Menurut sumber militer, pasukan pendudukan kini fokus mencari pejuang Palestina di berbagai wilayah.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa institusi militer Israel menganggap operasi di Tepi Barat utara sebagai “operasi berkelanjutan” dengan tujuan utama menekan kelompok perlawanan.
Sumber militer juga mengatakan bahwa pemerintah Israel sedang membahas kemungkinan mendirikan pangkalan militer di kamp-kamp pengungsi sebagai dalih mencegah munculnya kembali kelompok perlawanan Palestina.
Serangan yang Mengarah ke Aneksasi Tepi Barat
Serangan besar-besaran di Tepi Barat telah berlangsung sejak 21 Januari lalu, terutama di Jenin, Tulkarm, dan Tubas. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, agresi Israel telah menewaskan 61 warga Palestina, menyebabkan puluhan ribu lainnya mengungsi, serta menghancurkan banyak infrastruktur di wilayah tersebut.
Otoritas Palestina memperingatkan bahwa operasi militer ini merupakan bagian dari rencana pemerintahan Benjamin Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat dan mengklaim kedaulatan atas wilayah tersebut. Jika terjadi, ini akan menjadi pengumuman resmi atas kematian solusi dua negara.
Eskalasi militer di Tepi Barat bertepatan dengan peningkatan serangan tentara Israel dan pemukim sejak dimulainya genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023. Sejak itu, sedikitnya 923 warga Palestina telah gugur syahid, lebih dari 7.000 lainnya terluka, dan 14.500 orang ditangkap, menurut data resmi Palestina.
(Sumber: Al Jazeera)