Situs berita Israel Walla mengutip sumber-sumber yang mengetahui situasi bahwa kepala Badan Keamanan Dalam Negeri (Shin Bet) telah memberi tahu kabinet keamanan Israel (kabinett) tentang perlunya upaya untuk menyelesaikan tahap pertama dari kesepakatan dan memberikan kesempatan bagi para mediator untuk menyelesaikan krisis dengan Hamas.

Situs tersebut juga mengutip sumber Israel yang menyatakan bahwa kegagalan menyelesaikan kesepakatan pada Sabtu mendatang adalah hal yang mengkhawatirkan. Namun, masih ada harapan agar para mediator dapat menyelamatkannya.

Israel juga dikabarkan meminta negara-negara mediator untuk mencegah Hamas menjalankan ancamannya terkait kesepakatan tersebut.

Peran Mediator

Sementara itu, kanal 12 Israel melaporkan bahwa dialog antara Israel dan para mediator masih berlangsung, dengan Mesir dan Qatar berupaya mencegah kesepakatan tersebut dari kegagalan.

Mengutip sumber Israel, kanal tersebut menyebutkan bahwa jika Hamas membebaskan tiga tawanan, maka Israel akan melanjutkan kesepakatan dengan format yang telah disepakati.

Namun, sumber tersebut juga memperingatkan bahwa tidak adanya negosiasi mengenai tahap berikutnya dari kesepakatan ini menempatkan kelanjutannya dalam risiko besar.

Di sisi lain, Menteri Permukiman Israel, Orit Strock, mengatakan bahwa siapa pun yang memahami informasi keamanan yang diterimanya akan memahami bahaya menyetujui kesepakatan pertukaran tawanan ini.

Ancaman Netanyahu

Sementara itu, radio militer Israel mengutip seorang pejabat yang mengatakan bahwa upaya untuk membebaskan tawanan Israel di Gaza melalui operasi militer kini menjadi semakin rumit dan hampir tidak mungkin dilakukan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya memperingatkan bahwa jika Hamas tidak membebaskan tawanan Israel hingga Sabtu siang, maka gencatan senjata akan berakhir dan pasukan Israel akan kembali melakukan serangan intensif hingga Hamas benar-benar dikalahkan.

Pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam rekaman video setelah pertemuan kabinet yang berlangsung selama empat jam, menjelang kedatangan utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff, ke Israel.

Di sisi lain, pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mengatakan bahwa ia ingin kesepakatan ini tetap berjalan dan yakin bahwa krisis dengan Hamas masih dapat diatasi hingga Sabtu mendatang.

Lapid menekankan bahwa pertukaran tawanan harus terus berlanjut dan menilai bahwa Netanyahu seharusnya mengembalikan semua tawanan dalam satu kesempatan. Ia juga mengkritik pihak yang menentang kesepakatan ini, dengan mengatakan bahwa mereka ingin menjerumuskan Israel ke dalam pertumpahan darah dan kematian yang terus berlanjut—sebuah hal yang juga menjadi tujuan Hamas.

“Aku tidak mengerti mengapa ada orang yang lebih suka para tawanan mati dalam penahanan dengan dalih perang yang tak berkesudahan,” kata Lapid.

Pengerahan Pasukan di Perbatasan Gaza

Dalam perkembangan terkait, kanal 13 Israel melaporkan bahwa tentara Israel memperkuat pertahanan di sekitar Gaza dengan mengerahkan unit-unit khusus dan pasukan infanteri untuk mengantisipasi kemungkinan gagalnya gencatan senjata.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Divisi 162 dikerahkan di utara Jalur Gaza, sementara Divisi Gaza ditempatkan di selatan. Militer Israel juga disebut bersiap untuk kembali menguasai Jalur Netzarim jika gencatan senjata runtuh.

Sumber: Al JIsrael, Media Israel

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here