Spirit of Aqsa- Pakar militer dan strategi, Mayor Jenderal Faiz Ad-Duwairi, menyatakan, faksi-faksi perlawanan di Jalur Gaza telah beradaptasi dengan perkembangan di medan tempur. Hal ini yang membuat mereka mampu terus melawan tentara teroris Israel sejak Oktober 2023.
“Perlawanan mengembangkan kemampuan tempur mereka selama pertempuran. Sebelumnya, mereka menggunakan taktik pertempuran frontal pada tahap awal perang, yang menyebabkan kerugian besar bagi Israel, baik secara material maupun manusia,” kata Ad-Duwairi, dikutip Aljazeera, Jumat (9/8/2024).
Pakar militer itu menggambarkan perkembangan kemampuan dan taktik baru perlawanan sebagai “puncak keterampilan dan kecerdasan”. Menurutnya, dalam tahap selanjutnya setelah Israel merangsek ke Gaza dan utara wilayah tersebut, perlawanan mengandalkan perang kelompok kecil dan memanfaatkan semua sarana yang ada untuk mencapai tujuan mereka.
Oleh karena itu, muncul serangan-serangan kejutan dan penggunaan ranjau serta bahan peledak secara efektif terhadap kendaraan militer Israel, terutama dalam pertempuran di Khan Younis dan Rafah di selatan Gaza, jelas Duweiri.
Kembali ke Khan Younis
Terkait dengan kembalinya pendudukan Israel ke Khan Younis untuk ketiga kalinya, Duweiri menyatakan bahwa tentara Israel gagal mencapai tujuannya dalam dua upaya sebelumnya. Ia menekankan bahwa Brigade Khan Younis dari Brigade Izzuddin al-Qassam merupakan kekuatan utama perlawanan.
Ad-Duwairi mengatakan, dalam pertempuran pertama di Khan Younis yang berlangsung selama empat bulan, Israel gagal menemukan para pemimpin utama al-Qassam serta gagal mendeteksi dan menghancurkan terowongan strategis maupun membebaskan para tawanan.
Israel sempat menarik diri dari Khan Younis pada April lalu, namun kembali ke wilayah tersebut, terutama bagian timurnya, pada 22 Juli sebelum akhirnya mundur pada akhir bulan yang sama.