Spirit of Aqsa, Palestina – Penguasa Jalur Gaza, Hamas, dilaporkan menembakkan roket ke laut sebagai bentuk “pesan” kepada militer Israel. Berdasarkan laporan AFP, setidaknya ada delapan roket yang terbang ke Laut Mediterania, yang sudah diblokade Tel Aviv lebih dari 10 tahun. Kementerian dalam negeri yang berada dalam kendali Hamas menerangkan, tembakan senjata itu merupakan bentuk “tindakan perlawanan”.
Sumber yang dekat dengan kelompok itu mengungkapkan, aksi tersebut merupakan “pesan supaya Israel tahu milisi di Gaza tak akan tinggal diam”.
Diberitakan Senin (10/9/2020), sumber itu menyatakan bahwa kelompok bersenjata di Jalur Gaza “bakal bertindak” terhadap agresi dan blokade Israel. Sumber itu melanjutkan, tembakan roket pada Senin bertepatan dengan peluncuran balon yang bisa terbakar di wilayah Israel. Dalam satu pekan terakhir, balon itu tiga kali menyeberangi wilayah di Gaza, membuat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembaki posisi Hamas.
Tembakan itu terjadi setelah pada Minggu malam (9/8/2020), IDF menuturkan salah satu pesawat mereka jatuh di wilayah Hamas di utara Gaza. Sejak 2008, kedua kubu sudah terlibat tiga kali perang, dengan gencatan senjata terakhir tahun lalu dimotori Mesir, Qatar, dan PBB. Meski gencatan senjata tercipta, kedua belah pihak masih saling menembakkan mortar, rudal, maupun serangan udara dari IDF. Analis Palestina menjelaskan, kadang tembakan dari Gaza itu merupakan sinyal agar Tel Aviv bersedia meloloskan bantuan finansial Qatar.
“Saya tidak berharap bakal terjadi perang. Sebab keduanya juga sama-sama menghindarinya,” kata Jamal al-Fadi, profesor ilmu politik di Universitas Al-Azhar Gaza. Fadi berujar, apa yang dilakukan kubu penguasa Gaza merupakan komunikasi agar musuhnya itu membiarkan mereka mengembangkan ekonomi.
“Kemudian melonggarkan blokade dan menerapkan sebagian perjanjian yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak,” jelas Profesor Fadi.